Rapat Menag dengan DPR Batal Akibat Ada yang Positif COVID-19

Menteri Agama Fachrul Razi (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Rapat Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama, Fachrul Razi ditunda. Penundaan karena ada staf komisi yang terpapar COVID-19. Rencana rapat pada Senin, 31 Agustus 2020 ini awalnya mengagendakan Realokasi Anggaran Kementerian Agama RI Tahun 2020.

CIA Duga Kuat COVID-19 dari Kebocoran Laboratorium di Wuhan, China Bereaksi Keras

“Semula kami memang menjadwalkan rapat kerja dengan Menteri Agama RI pada siang hari ini. Tapi kemarin kami dapat laporan bahwa ada salah seorang Tenaga Ahli Komisi VIII yang positif COVID-19,” kata Wakil Ketua Komisi VIII TB Ace Hasan Syadzili, melalui pesan singkat, Senin 31 Agustus 2020.

Baca juga: Soal Sertifikasi Halal, Ma'ruf Amin Tak Maksud Hambat Vaksin COVID-19

CIA Duga COVID-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium di China, Menurut Media AS

Politikus Partai Golkar ini menjelaskan, sesuai protap kesehatan COVID-19, maka ruang Komisi VIII DPR harus ditutup. Selanjutnya akan dilakukan penyemprotan disinfektan untuk menghindari adanya virus di ruangan. “Maka, atas alasan itu rapat kerja kami dengan Menteri Agama dijadwalkan kembali,” ujarnya.

Sementara itu wakil ketua yang lainnya, Marwan Dasopang belum bisa memastikan kapan rapat kerja dengan Menteri Agama akan dijadwal ulang kapan. Pihaknya masih menentukan hari yang tepat. 

Bukan COVID-19 atau HMPV, Ternyata Ada Virus Ini yang Jauh Lebih Berbahaya Bagi Manusia

“Sedang mencari hari, kalau (ruangan Komisi VIII) belum steril, cari ruangan. Tapi harus dalam waktu dekat," katanya.

Jubir baru Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menjalankan tugas perdana

CIA Dukung Teori COVID-19 dari Kebocoran Lab di China, Beijing Minta AS Stop Manipulasi

China meminta AS berhenti mempolitisasi dan memanipulasi isu asal-usul virus corona, berhenti mencemarkan nama baik negara lain, dan berhenti melemparkan kesalahan.

img_title
VIVA.co.id
28 Januari 2025