Sindir Rocky Gerung Cs, Megawati: Kenapa Enggak Dulu Cari Partai Ya
- VIVA/M AlI Wafa
VIVA – Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang deklarasi beberapa waktu lalu jadi sorotan dalam kancah politik nasional. Terbaru, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritisi deklarasi yang diinisiasi Rocky Gerung Cs itu.
Megawati menyampaikan kritikan itu saat pidato virtual dalam pembukaan sekolah calon kepala daerah gelombang II menuju Pilkada 2020, pada Rabu, 26 Agustus 2020.
"Ini saya suka ketawa. Banyak orang yang kemarin-kemarin ini ada pemberitaan. Ada orang kan yang bentuk KAMI. Di situ kayaknya banyak banget yang kepingin jadi presiden," ujar Megawati dalam video yang dikutip pada Kamis, 27 Agustus 2020.
Baca Juga: KAMI Resmi Deklarasi, Ini 8 Tuntutan Rocky Gerung Cs
Megawati heran, daripada membentuk KAMIÂ mengapa dari awal tak membentuk partai politik. Hal ini sesuai dengan aturan ketatanegaraan.
"Terus saya mikir. Lah, daripada bikin seperti begitu, kenapa ya enggak dulu cari partai ya," ujar Megawati.
Pun, ia bilang lagi, dalam aturan ketatanegaraan, maka seseorang mesti cari dukungan parpol. Dukungan dari kendaraan parpol ini termasuk untuk pilkada.
"Karena apa? Peraturan di republik ini, tadi saya sebut, tata kenegaraan, pemerintahan, termasuk yang namanya pilkada dan pemilu, maka seseorang itu harus mencari partai dukungan, usungan," ujar Presiden RI ke-5 itu.
Dia juga menyampaikan kader PDIP saat ini mesti bersyukur karena punya kendaraan parpol jika maju pilkada atau pemilu. Berbeda dengan calon independen yang memang bisa maju pilkada tapi tak punya kekuatan fraksi.
"Banyak orang yang tidak berpartai itu mencoba masuk dengan independen. Tidak ada salahnya. Hanya jangan lupa independen itu kalau jadi, dia tak punya fraksi, loh," tuturnya.
Sebelumnya, sejumlah tokoh membentuk KAMI dan resmi dideklarasikan di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, Selasa, 18 Agustus 2020.
Dalam deklarasi itu, disampaikan delapan catatan tuntutan yang dibacakan secara bergantian. Beberapa tokoh yang hadir seperti eks penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, dan tokoh pers Ilham Bintang, pakar hukum tata negara Refly Harun, aktivis Syahganda Nainggolan.
Selain itu, ada pengamat politik Rocky Gerung, eks Ketua Umum PP Muhammadiyah M. Din Syamsudin, dan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
"Sebagai bentuk tanggung jawab kebangsaan, KAMI bersiap diri dengan segala pemikiran dan langkah-langkah solutif, untuk tata kelola yang konstruktif dalam kapasitas profesional dengan komitmen kerakyatan yang amanah, berintegritas bagi perbaikan dan perubahan menyelamatkan Indonesia," kata Din Syamsuddin di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020. (ase)