TPF Terus Usut Meninggalnya Jurnalis Demas Laira 

TPF Meninggalnya Jurnalis Demas Laira
Sumber :
  • Dokumentasi AMSI

VIVA – Sejak Minggu 23 Agustus 2020, Tim Pencari Fakta (TPF) Demas Laira, terus bekerja di lapangan. Diketuai Anhar, yang juga Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Barat, tim terus mengumpulkan keterangan.

Polisi Pastikan Jasad Wanita Terbungkus Kasur Korban Pembunuhan, Identitas Terungkap

Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam, tim berpencar di Mamuju Tengah (Mateng) dan Mamuju, guna mengumpulkan semua informasi terkait kematian jurnalis Demas Laira. Hingga Selasa, 25 Agustus 2020, TPF telah mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) di Desa Karosso, juga mendatangi beberapa saksi di sana.

TPF juga mendatangi kediaman almarhum Demas Laira di Desa Bambadaru, Kecamatan Tobada, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Di sini, tim meminta keterangan dari keluarga soal kapan terakhir berkomunikasi dengan Demas sebelum ditemukan meninggal dunia.

Pengadilan Tinggi Jakarta Tetap Vonis Mati Panca Darmansyah terkait Kasus Pembunuhan 4 Anak Kandung

“Selain di Mateng, ada juga tim di Mamuju sedang bekerja. Tim Mamuju ini juga mengumpulkan informasi terkait perkembangan penyelidikan kasus Demas Laira,” kata Anhar, dalam keterangan persnya, Rabu, 26 Agustus 2020.

Baca juga: Bosan Kelamaan Belajar di Rumah, 7 Pelajar di Lombok Timur Pilih Kawin

Prabowo Bagikan Video Momen Keakraban Pembicaraan via Telepon dengan Presiden Trump

Anhar mengatakan, TPF juga telah menemui Kapolda Sulawesi Barat, Inspektur Jenderal Polisi Budi Sampurna, dan meminta kepolisian terbuka dalam mengungkap kasus kematian Demas Laira. Atas permintaan itu, Kapolda Sulbar dengan tegas menyampaikan akan bekerja maksimal dalam mengungkap kasus Demas Laira.

“Kami bersama sejumlah kawan bertemu Kapolda Sulbar (pada 24 Agustus 2020) meminta agar terbuka dalam mengungkap kasus Demas Laira, sehingga publik juga tahu apa sesungguhnya motif hingga meninggalnya Demas Laira secara tragis. Kemudian Kapolda Sulbar menyampaikan bahwa telah ada titik terang dan akan disampaikan ke publik hasilnya jika sudah pasti,” kata Anhar.

Lanjut Anhar, pihaknya sangat mendukung kepolisian dalam pengungkapan kasus ini. Agar teka teki meninggalnya jurnalis tersebut lebih jernih bagi masyarakat dan motif pembunuhan itu dapat diketahui bersama. TPF dengan kepolisian sama-sama menduga, pelaku pembunuhan lebih dari satu orang dan tidak berhubungan dengan profesinya. Namun dugaan itu bukan hasil final, dan masih menunggu motif jelasnya bukan sekadar perkiraan.

“Sampai saat ini kami terus mengumpulkan informasi, termasuk kebiasaan dan teman korban. Semoga segera terungkap motifnya dan publik bisa mengetahuinya,” kata Anhar.

Tim Pencari Fakta AMSI

Usai meninggalnya Demas Laira, AMSI sebagai organisasi bernaungnya media online Sulawesion.com, tempat bekerja korban, membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). Tugas utama tim ini melakukan pencarian fakta secara langsung dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Lalu mengumpulkan dan memverifikasi informasi sebanyak mungkin, serta akan terus mencermati perkembangan penanganan kasus kematian Demas tersebut.

TPF dipimpin oleh Anhar, Ketua AMSI Wilayah Sulawesi Barat bersama Agust Hari Ketua AMSI Sulawesi Utara, Erwin Bahar Ketua AMSI Sulawesi Selatan serta Supardi Bado Pemimpin Redaksi Sulawesion.com. Supardi juga ikut terjun ke tempat kejadian perkara (TKP) bergabung dengan rekan-rekan AMSI Sulawesi Barat. Tim ini di-back up anggota AMSI Sulawesi Barat dan juga organisasi dan individu lain yang mau bergabung, disupervisi Upi Asmaradhana.

Selain pengumpulan fakta di lapangan, TPF juga membuka posko aduan bagi masyarakat yang memiliki informasi terkait korban. Posko ini untuk menampung informasi-informasi. Posko terletak di Kantor AMSI Wilayah Sulbar, Jalan Soekarno-Hatta (Cafe Almira) depan SMA 2 Mamuju, Sulbar. Informasi juga bisa disampaikan melalui WhatsApp di nomor 085379453003 (Ketua AMSI Sulbar).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya