Jeritan Hati Korban Terorisme Belum Dapat Kompensasi dari Pemerintah
- bbc
Sampai saat ini, Tony pun tak menerima sepeser pun kompensasi dari pemerintah.
"Sejak saya kena bom tahun 2003, sudah tiga presiden ganti, sudah berapa gubernur diganti, dan pelaksanaan (kompensasi) belum terjadi sampai sekarang," katanya.
Ditambah lagi, hampir korban-korban bom teroris masa lalu sudah memasuki usia lanjut.
"Para korban bom ini, mereka cari uang sendiri-sendiri, ya kalau umurnya masih layak produktif, tapi kalau umur seperti saya, banyak contohnya, sudah tidak produktif lagi, korban bom, sudah tak bekerja, Anda bisa bayangkan sendiri," kata Tony.
Ia mengapresiasi jika pemerintah segera mengeksekusi kompensasi kepada korban aksi teroris. "Ini pelaksanaannya harus dipercepat," katanya.
Dalam tragedi bom JW Marriot 2003, 12 orang meninggal dunia, dan 150 orang luka.
Begitu pun korban Bom Thamrin 2016, Dwi Siti Romdhoni. Ia mengakui saat ini yang dibutuhkan korban bom masa lalu adalah kompensasi.
"Bukan dilihat dari nilai, tapi selayak dan sepantasnya mereka untuk mendapatkan hal tersebut. Karena kalau ditanya apakah mereka puas dengan besaran nilai, menurut saya, semua akan menjawab tidak. Tak akan puas, karena tidak bisa menggantikan kondisi teman-teman semua dengan kondisi sekarang," kata perempuan yang akrab disapa Dwiki.
Menurut Dwiki, saat ini banyak penyintas bom teroris butuh modal usaha, atau memasuki usia lanjut. Di saat seperti ini mereka membutuhkan bantuan.
Sampai saat ini, Dwiki masih menjalani perawatan tulang lehernya. Saat kejadian bom, lehernya mengalami cidera.