Mimpi Rizal Ramli jika Jadi Presiden
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA – Ekonom senior dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, berjanji akan mengirim puluhan ribu anak muda untuk belajar ke luar negeri. Hal itu jadi mimpinya jika dia menjadi Presiden Republik Indonesia.
"Kalau kepemimpinan yang didukung NU kultural, langkah kita, kita sekolahin anak-anak muda Indonesia. Yang penting ulet. 50 ribu setiap tahun, sehingga mereka pulang bisa jadi agen (perubahan)," kata Rizal Ramli dalam diskusi virtual pada Senin, 24 Agustus 2020.
Langkah Rizal itu mencontoh negara-negara asia lainnya seperti Jepang, Malaysia, sampai China. Negara-negara itu mengirim generasi mudanya yang terbaik untuk belajar ke luar negeri, dan setelah lulus, pulang untuk membangun negerinya.
Baca juga: Ngotot RI Sudah Resesi, Rizal Ramli Sebut Pemerintah Kebiasaan Bohong
"Kaisar Meiji, pada 1800-an. Jepang kalah sama Amerika, Sekutu. Jepang mengirim anak-anak muda terbaik ke dunia. Pulang-pulang mereka jadi agen perubahan, the new Japan, jadi kekuatan besar di Asia," ujarnya.
Lalu Mahatir Mohammad, lanjut Rizal, juga mengirim 20 ribu anak muda Malaysia dari kampung-kampung ke sekolah di Eropa, Amerika. Begitu pulang, salah satunya dari Inggris, kepercayaan diri mereka begitu besar.
"Mereka ubah Malaysia," ujarnya.
Begitu juga dengan pemimpin Republik Rakyat Tiongkok, Deng Xiaoping. Rizal menyebut bahwa Deng melakukan reformasi pada tahun 80-an di Tiongkok.
"Apa yang dia lakukan, dia kirim 100 ribu pemuda China ke seluruh dunia, 100 ribu setiap tahun. Meskipun 50 persen dari mereka tidak pulang, mereka bekerja di luar negeri. Mereka punya pengalaman kerja. Begitu ekonomi China naik 10 persen, mereka pulang," katanya.
Rizal juga berjanji akan memberikan pendidikan gratis bagi generasi muda sampai universitas, termasuk mereka yang belajar di pesantren. Jika ada subsidi, kata dia, fokusnya tidak hanya kepada sekolah umum atau negeri tapi juga pesantren-pesantren.
"Kalau ada kesempatan dikasih izin sama Allah (menjadi pemimpin atau presiden), kita akan ubah agar pesantren dari sisi keuangan diperlakukan sama dengan sekolah umum. Dapat subsidi pembangunan, dapat subsidi siswanya," tuturnya. (ase)