Klaim Khilafah di Nusantara, Diponegoro Kontak Ottoman?

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Namun, Prof Carey menggarisbawahi yang sekarang terlihat sangat jelas adalah bahwa walaupun di pihak Jawa terdapat rasa kekaguman dan kemauan untuk mengikuti praktik Utsmaniyah, di dalam arsip Turki Utsmaniyah sama sekali tidak ada catatan yang menandakan kalau para penguasa Turki dan pemerintah di sana mengetahui tentang apa yang terjadi di Jawa ataupun bahkan tentang nama Diponegoro, apalagi mengirimkan bantuan material ataupun moril untuk mendukung perjuangannya. 

“Demikian juga halnya dengan semua dugaan dari Keraton Yogyakarta mengenai Kiai Tunggul Wulung, Raden Patah, Demak, dan peran para sultan di Yogyakarta sebagai wakil Kesultanan Utsmaniyah di Jawa,” tutur dia. 

Prof Carey menambahkan pernyataan ini juga dikeluarkan seorang sejarawan Turki yang sangat mengenal arsip Turki Utsmaniyah dengan sangat seksama, yaitu Dr Ismail Hakki Kadi dari Medeniyet University, Istanbul. 

“Sebagai sejarawan, kami adalah pengabdi Clio - maka dari itu kami tidak mengarang hal-hal yang tidak terdapat dalam arsip sejarah, namun kami mengikuti apa kata sumber sejarah. Kami mengutarakan apa yang kami temukan dalam sumber-sumber sejarah tersebut, tidak lebih, tidak kurang,” kata dia.  

Prof Carey mengatakan, alasan mengapa mengapa sangat penting untuk mengatakan apa adanya (atau apa yang sebenarnya terjadi"/wie es eigentlich gewesen, menurut ucapan Leopold von Ranke yang terkenal) adalah untuk menghindari berbagai interpretasi sejarah yang penuh khayalan-seperti yang dikemukakan HTI dan para khilafis, yang tidak ada dalam kenyataan. 

Jadi, menurut Prof Carey, seperti yang dikatakan William Routh, seorang presiden di Oxford, "anak muda selalu memeriksa rujukan Anda," yaitu, periksa dan periksa ulang. Ini adalah tugas seorang sejarawan. Tidak lebih, tidak kurang.  

Dia menuturkan, kenyataan di mana sumber-sumber Turki Utsmani semuanya senyap, bungkam seribu bahasa, mengenai pulau Jawa pada periode 1475-1908,  ketika begitu banyak sumber yang menghubung-hubungkan Kesultanan Utsmaniyah dengan perjuagan Aceh di akhir abad kesembilan belas, sangat penting diketahui.