Rumah Lahir Bung Karno Jadi Aset Negara, Kader PDIP Beri Jempol Risma
- VIVA/Nur Faishal (Surabaya)
VIVA – Rumah tempat lahir Presiden ke-1 RI Soekarno atau Bung Karno di Jalan Peneleh Gang Pandean VI/40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, kini resmi milik negara setelah diserahkan ahli waris pada Senin, 17 Agustus 2020. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma pun dapat apresiasi.
Wakil Sekretaris DPD PDIP Jatim, SW Nugroho, mengatakan, langkah Risma membawa rumah kelahiran Bung Karno jadi milik negara sudah tepat. Rumah bersejarah tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum, terutama mengedukasi publik tentang nilai-nilai nasionalisme.
Pun, rumah tersebut ke depan akan dijadikan museum oleh Pemkot Surabaya.
"Masyarakat Surabaya dan Indonesia tentu senang dengan serah terima rumah bersejarah itu, karena merupakan bagian dari sejarah nasionalisme Indonesia," ujar SW Nugroho kepada wartawan pada Kamis, 20 Agustus 2020.
Baca Juga: Rumah Tempat Lahir Bung Karno Jadi Wisata Edukasi, DPRD Mendukung
Nugroho mengatakan, rumah kelahiran Bung Karno tersebut bisa jadi salah satu tempat untuk menyelami spirit nasionalisme sang proklamator bangsa.
"Ke depan, publik termasuk para kader PDI Perjuangan bisa mengunjungi rumah kelahiran Bung Karno untuk menghikmati nilai-nilai kejuangan dan ajaran ajaran Bung Karno," ujarnya.
Ia mendukung rencana Pemkot Surabaya yang akan menjadikan rumah lahir Bung Karno sebagai museum. Nugroho mengusulkan agar museum tersebut juga dilengkapi dengan berbagai instrumen teknologi yang canggih, misalnya virtual reality dan augmented reality kisah hidup Bung Karno sejak kelahirannya.
Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Khusnul Khotimah menambahkan, dengan kepemilikan rumah kelahiran Bung Karno oleh negara melalui Pemkot Surabaya, maka semakin meneguhkan Kota Pahlawan ini sebagai dapur nasionalisme Indonesia.
"Surabaya menjadi konvergensi banyak hal keren untuk Indonesia; mulai semangat nasionalisme, pergerakan fisik untuk kemerdekaan, dan kerja nyata mengisi kemerdekaan yang membawa kota ini berkelas dunia sekaligus tetap membumi melalui program pro wong cilik sejak era Wali Kota Bambang DH dan Tri Rismaharini," kata anggota DPRD Surabaya itu. (art)