Risma Dinilai Bisa Pengaruhi Mega Tentukan Calon Wali Kota Surabaya
- VIVAnews/Eduward Ambarita
VIVA – Peneliti senior dan analis data politik Surabaya Survey Center, Surokim Abdussalam, menilai pengaruh Tri Rismaharini alias Risma dalam menentukan figur yang akan diusung oleh PDI Perjuangan di Pemilihan Kepala Daerah Surabaya masih besar. Karena itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah pasti akan mempertimbangkan saran kepada Wali Kota Surabaya selama dua periode itu.
Surokim mengatakan, Risma pasti dimintai pendapat oleh Megawati karena ia merupakan kader PDIP yang menjabat dua periode, karenanya dianggap tahu detail peta politik dan kebutuhan Surabaya. "Sehingga, saya bisa mengatakan pengaruh Bu Risma dalam pertimbangan rekom di Pilkada Surabaya termasuk yang kuat," katanya kepada VIVA pada Rabu, 19 Agustus 2020.
Apalagi, kata Surokim, antara Mega dengan Risma umum diketahui memiliki hubungan khusus. "Kita semua tahu Bu Risma pandai menerjemahkan kehendak Bu Mega di Surabaya dan itu menjadi nilai plus untuk beliau, sehingga relasi khusus sebagai pemimpin perempuan terbangun di situ. Saya pikir signifikan saran dan masukan Bu Risma untuk rekom kali ini," ujar Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura itu.
Baca: Putra Pertama Risma Fuad Bernardi Maju Pilkada Surabaya 2020
Surokim berpendapat, akses memberikan pertimbangan kepada Mega banyak. Selain kepala daerah yang dianggap sukses, faktor kedekatan struktur kepartaian, kedekatan keluarga, dan jalur purnawirawan disebut Surokim juga memengaruhi Mega dalam pengambilan keputusan. "Saya pikir jalur-jalur itu masih efektif untuk bisa memengaruhi Bu Mega kendati kita semua tahu Bu Mega tipikal ketua yang tidak mudah dipengaruhi."
Sebelumnya Surokim mengatakan bahwa PDIP sangat berhati-hati dalam menentukan bakal pasangan calon di Pemilihan Kepala Daerah Surabaya. Sebagai partai yang memenangkan pilkada lebih dari dua periode, PDIP berkepentingan menjaga tradisi kemenangan itu.
"Jangan lupa, menurut saya, Surabaya bagi PDIP dan Bu Mega juga menjadi wilayah kehormatan setelah kalah di pilgub (Pilkada Jawa Timur tahun 2018) lalu, dan pilwali (Surabaya) adalah jalan untuk mengembalikan kehormatan itu, sehingga (PDIP) berhati-hati (menentukan figur siapa yang akan dicalonkan di Pilkada Surabaya)," ujarnya.
Hingga kini, PDIP belum juga mengumumkan siapa yang akan diusung di Pilkada Surabaya kendati masa pendaftaran sudah di depan mata, yaitu 4 September mendatang. Setidaknya empat nama yang berseliweran, yaitu tiga kader PDIP, Wishnu Sakti Buana, Armudji, dan anak Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi, kemudian birokrat yang disebut-sebut 'anak emas Risma, Eri Cahyadi. (ren)