Din Syamsuddin Klaim Duta Besar Palestina Tak Saksama Baca Undangan
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Deklarator Koalisi Aksi Memyelamatkan Bangsa Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin mengklarifikasi mengenai undangan kepada Duta Besar Palestina untuk Indonesia, dalam Deklarasi KAMI pada 18 Agustus 2020. Menurut Din, undangan untuk sang Duta Besar tertulis jelas untuk Deklarasi KAMI, bukan sekadar peringatan Kemerdekaan Indonesia.
Din juga melampirkan undangan yang diberikan kepada sejumlah Duta Besar yang diundang. Sebab tak hanya Palestina, melainkan duta besar negara lain, misalnya Amerika Serikat, Inggris, Australia, Rusia, Mesir, dan Arab Saudi.
"Itu undangan KAMI kepada sejumlah dubes (AS, Inggris, Australia, Rusia, Mesir, Saudi Arabia, Palestina, Iran, dan negara-negara ASEAN). Sebagian menjawab tidak bisa hadir karena tidak berada di tempat, sebagian tidak ada jawaban," kata Din kepada VIVA, Rabu, 19 Agustus 2020.
Baca: Hadiri Deklarasi KAMI, Dubes Palestina Mengira Acara Peringatan HUT RI
Din mengaku telah menghubungi langsung Duta Besar Palestina Untuk Indonesia, Zuhair al-Shun, untuk meluruskan aneka informasi yang beredar di media massa. Intinya, dia berdalih, ada kesalahpahaman dalam memahami undangan itu.
"Rupanya ada kesalahpahaman. Beliau tidak baca saksama undangan, tapi begitu melihat nama saya, beliau langsung berniat hadir saja karena menganggap saya sahabat (sebagai Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina)," ujarnya.
Berikut kutipan undangan yang dikirimkan oleh Din Syamsuddin selaku Deklarator KAMI kepada sejumlah Duta Besar negara sahabat:
"Your Excellency,
Friends and I initiated the creation of Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia/KAMI (Coalition of Action to Save Indonesia), which is a moral movement of various elements and components of the society.
We cordially invite Your Excellency as a guest of honor at KAMI' s Declaration on Tuesday, August 18th 2020, at 10-12 AM, at Tugu Proklamasi, Jalan Pengangsaan Timur, Jakarta Pusat.
Your Excellency's present is highly appreciated.
Sincerely,
M. Din Syamsuddin"
