Keren, Ada Pohon Raksasa Berumur 500 Tahun di Hutan Agam

Pohon raksasa ditemukan di hutan Agam, Sumatera Barat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah.

VIVA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat, bersama masyarakat menemukan keberadaan pohon jenis Medang berukuran raksasa tumbuh subur, di hutan Nagari Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.

Dinas Pertamanan Temukan Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin

Setelah diukur, pohon Medang dengan nama latin Litsea Sp tersebut memiliki ukuran keliling pohon mencapai 14,4 meter, dengan diameter diperkirakan 4,5 meter dan tinggi 35 meter.

“Pohon ini termasuk dalam catatan pohon dengan diameter terbesar untuk dunia. Kita temukan saat melakukan survei keanekaragaman hayati ekosistem darat di Nagari Koto Malintang. Kita perkirakan umurnya ini sudah 500 tahun,” kata Kepala Resor BKSDA Agam Ade Putra, Rabu, 19 Agustus 2020.

Sanf dan Asuransi Astra Tanam 600 Pohon Demi Tekan Emisi Karbon

Baca juga: Viral, Wanita Tua Menggendong Batang Pohon Besar

Menurut Ade, berdasarkan catatan sejarah temuan pohon terbesar di dunia, pohon Sequoua yang diberi nama General Sherman merupakan pohon terbesar di dunia yang pernah ditemukan sebelumnya.

Bukti PNM Cinta Puspa dan Satwa Lewat Program PNM Peduli

Pohon itu ditemukan di Taman Nasional Sequoia di California, dengan ukuran diameter mencapai 11 meter dan tinggi 80 meter, dengan umur diperkirakan lebih dari 2 ribu tahun.

Dijelaskan Ade, ukuran pohon Medang dari nagari Koto Malintang ini, hampir menyerupai pohon terkenal dari jenis Agathis yang pernah ditemukan di hutan Waipoua Selandia Baru. Diameternya, 4,4 meter dan tinggi 50 meter dan diperkirakan sudah ada sejak 1.250 tahun yang lalu, atau bahkan 2.500 tahun yang lalu.

“Pohon ini hampir menyerupai pohon jenis Agathis dari Selandia Baru. Adanya potensi kekayaan keanekaragaman hayati, ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Sudah seharusnya, mendapatkan perhatian dan perlindungan yang maksimal. Pohon ini juga turut mendukung Nagari Koto Malintang mendapatkan penghargaan tertinggi bidang lingkungan yaitu Kalpataru dari Presiden Indonesia pada tahun 2013,” ujar Ade.

Untuk lokasi temuan, kata Ade, berada satu kilometer dari pemukiman warga dengan waktu tempuh jalan kaki selama kurang lebih 20 menit. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi dengan pepohonan durian yang selalu menjadi atraksi menarik ketika musim berbuah.

Menhut Raja Juli Antoni raker dengan DPR

Raker dengan DPR, Menhut Tegaskan Tak Segan Cabut Izin PPKH Perusahaan Nakal

Menhut menyatakan  tidak segan mencabut  IPPKH perusaahaan atau korporasi yang tidak menjalankan tanggung jawab penghijauan kembali lahan.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024