Gatot Nurmantyo Singgung Pemimpin Boneka di Deklarasi KAMI
- VIVA / Syaefullah
VIVA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyinggung bahaya proxy war terhadap kedaulatan Indonesia dan oligarki kekuasaan saat deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI, di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Agustus 2020.
Menurut Gatot, dalam proxy war, penguasaan suatu negara tidak lagi menggunakan perang fisik, tapi cukup menggunakan proxy. Salah satunya dengan melakukan intervensi pemilu dan pemilihan pejabat negara yang bisa dikendalikan oleh pihak asing.
"Pada saatnya pejabat tersebut bisa dikendalikan, bahkan jadi boneka untuk kepentingan lain yang bukan tujuan dan kepentingan negara," kata Gatot Nurmantyo saat deklarasi KAMI.
Baca:Â Din Syamsuddin: KAMI Gerakan Moral, Sangat Mungkin Digembosi
Ia mengatakan, proxy war yang terjadi diperburuk dengan tumbuh kembangnya oligarki kekuasaan. Kekuasaan, kata dia, 'dimainkan' oleh sekelompok orang dan parahnya lagi dilakukan dengan topeng konstitusi. "Apakah benar sekarang ini terjadi di negeri kita? Adalah rakyat Indonesia yang berhak menjawab," ujar Gatot.
Gatot juga menyitir lagi ucapannya tiga tahun lalu, pada saat pembukaan Kongres Internasional Roundtable Top Exercise untuk Global Security 24 Oktober 2017. Saat itu, Gatot menekankan kewaspadaan terhadap adanya senjata biologis massa yang diciptakan untuk melumpuhkan negara lain dan berpotensi menciptakan epidemik.Â
"Hari-hari ini kita semua berjuang mengatasi epidemik COVID-19. Saya tidak menyatakan pernyataan saya 3 tahun sepenuhnya tepat adanya. Tetapi sekali lagi, hari-hari ini kita telah sedang menghadapi pandemi dan tidak mudah ditaklukkan. Apalagi respons terhadap ancaman ini dipenuhi sikap menggampangkan dan bahkan lebih fokus pada kepentingan lain yang mestinya bisa lebih dulu dikesampingkan," kata Gatot.
Namun demikian, mantan KSAD ini meminta kepada masyarakat agar tetap bersatu di tengah kondisi negara yang carut marut seperti sekarang ini. "Kita tidak boleh dan jangan pernah dipecah-belah untuk kepentingan apa pun," ujarnya.
Untuk itu, Presidium KAMI mengajak kepada semua masyarakat untuk menghentikan segala bentuk upaya pembelahan bangsa dengan alasan apa pun.
"Ingat kita negara yang kaya dan subur makmur, dan juga masyarakat yang toleran, welas asih dan penuh semangat gotong-royong," katanya.