Corona Serang Gedung Sate, Ridwan Kamil Ungkap Dugaan Penyebabnya

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Sumber :
  • VIVAnews / Adi Suparman

VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan kemungkinan adanya pola mobilitas orang yang tak dibatasi di masa new normal Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Hal ini menurutnya yang menjadi penyebab penyebaran baru corona atau COVID-19.

Respons Jokowi soal Ridwan Kamil Kalah dengan Pramono Versi Quick Count Sementara

Salah satu penularan baru yaitu di Gedung Sate – yang merupakan tempat kerja Gubernur – dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat. Terkait hal ini, kasus positif ditemukan pada jajaran anggota legislatif, PNS dan non PNS.

"Jadi, kami mendapat kesimpulan. Bukan si gedungnya sebagai sumber penularan, tapi lebih kepada di masa AKB ini mobilitas tidak dibatasi," kata Ridwan Kamil di Bandung, Selasa 18 Agustus 2020.

Sindiran PDIP ke Riza Patria: Pelanggaran itu Diproses Hukum, bukan Disayembarakan

Baca Juga: Kisah Nyata Munaji, Penggali Kubur yang Makamkan 1.338 Jenazah Pasien Corona

Bahkan, pola kebiasaan pegawai yang bekerja di lingkungan tersebut juga menentukan bagaimana COVID-19 memaparkan orang-orang di sekitarnya. Menurutnya, setiap pegawai tak bisa dikontrol saat selesai bekerja. Jika di luar kantor, maka sifatnya hanya imbauan.

Kubu RK Bantah Kirim Karangan Bunga ke Pramono-Rano: Bisa Jadi Rano Karno

"Sehingga mau pegawai Gedung Sate, mau pegawai DPRD, pulang ngantor kan punya kegiatan yang kita tidak bisa kontrol maka kita hanya bisa mengimbau, sepulang dari kantor 3M itu harus dipergunakan," ujarnya.

Pun, mantan Wali Kota Bandung itu menilai penularan baru ini tidak layak jika menyudutkan Gedung Sate maupun DPRD. Menurut dia, lebih tepat jika disebut klaster perkantoran.

"Lebih bijak menyebut perkantoran karena tidak spesifik sumbernya datang dari satu peristiwa, jadi bisa datang dari satu orang, datang dari multi orang," tutur gubernur yang akrab disapa Emil itu.

Dia menambahkan saat awal pandemi virus corona merebak di Tanah Pasundan, klaster penularan dinilainya lebih spesifik. Berbeda dengan kondisi sekarang.

"Menurut kita berbeda dengan awal-awal COVID yang klasternya lebih sfesifik. Jadi, sekarang masih umum. Tapi, per hari ini dugaan kita datang dari mobilitas sepulang kantor," kata Emil.

Sebelumnya, kasus positif muncul di area pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat yakni di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat. Jumlah kasus positif mencapai 40 pegawai melalui swab test pada akhir Juli 2020. Namun, ternyata Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat juga diserang virus tersebut.

Untuk jumlah kasus terjangkit di DPRD ada 38 orang,  termasuk tujuh anggota DPRD Jabar. (ren)


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya