Staf KPU Yahukimo Tewas Ditikam, Sang Ayah: Anak Saya Bukan Pejabat

Sugeng Kusharyanto, ayah Staf KPU Yahukimo, Henry Jovinsky, meminta agar pihak berwenang mengungkap kasus pembunuhan anaknya.
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

VIVA – Seorang aparatur sipil negara yang bertugas di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yahukimo, Papua, Henry Jovinski (25), meninggal dunia karena ditikam orang tak dikenal. Henry diserang saat berada di kawasan Yahukimo, Papua. Akibat serangan ini, Henry mengembuskan napas terakhirnya di sekitar tempat kejadian perkara.

Pilkada Mamberamo Tengah Ricuh, Kapolres Rahangnya Kena Panah

Baca: Sadis, Staf KPU Yahukimo Ditikam di Punggung dan Leher Pakai Sangkur

Ayah Henry, Sugeng Kusharyanto, mengatakan jika pihak keluarga besar meminta agar kasus pembunuhan sadis terhadap anaknya bisa diusut tuntas. Sugeng pun mendesak agar pelaku pembunuhan Henry bisa segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang berat.

Pilkada Puncak Jaya Ricuh, Massa Pendukung Paslon Saling Panah-40 Rumah Dibakar

"Saya minta diusut tuntas kasus yang menimpa anak saya ini. Siapa pun pelakunya mohon diusut dan ditangkap. Kalau dia terbukti, kasih hukuman yang setimpal. Kita enggak mungkin membalas kematian anak (saya) dengan kematian," ujar Sugeng di rumah duka, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu, 11 Agustus 2020.

Terkait kematian Henry, hingga saat ini pihak keluarga masih mempertanyakannya. Sugeng menuturkan jika di KPU, Henry hanyalah petugas di bidang IT dan bukanlah pejabat penting.

Sadis! Jenderal TNI Sebut AKP Dadang Seperti Sudah Biasa Hilangkan Nyawa Manusia

"Anak saya bukan penentu pemenang pilkada atau penentu caleg di sana. Dia hanya orang IT. Dia di belakang layar. Makanya saya bertanya-tanya, kenapa anak saya yang tidak punya jabatan apa-apa kok diserang dan dibunuh," tutur Sugeng.

Baca juga: Kisah Staf KPU Yahukimo yang Dibunuh dan Cintanya pada Papua

Dalam kasus meninggalnya Henry, Sugeng meminta ada transparansi. Transparansi ini disebut Sugeng penting bagi keluarga.

Sugeng menuturkan, jika pihak keluarga justru lebih banyak mendapatkan informasi mengenai kematian Henry dari media sosial.

"Saya tanya Sekretaris (KPU) Yahukimo untuk cerita yang jelas. Biar kami keluarga tenang. Keikhlasan ini ada, tapi kami meminta transparan, terbuka, tapi mereka tidak berani menjelaskan. Kami ingin tahu dianiaya seperti apa anak kita. Semua serba tertutup. Justru di medsos ini yang ramai," ujar Sugeng.

Mengenai latar belakang pembunuhan anaknya, Sugeng menceritakan, jika Henry tak pernah punya musuh, baik sebelum maupun setelah menjadi ASN di KPU Papua. Sugeng menyebut jika Henry tak pernah cerita sedang ada masalah ataupun sedang memiliki musuh.

"Saya rasa Henry tidak tahu akan ada kejadian ini. Dia tidak siap. Kami (keluarga korban) bertanya apakah anak saya dianiaya dari belakang, dari samping atau dari mana. Kemudian dianiaya seperti apa. Sampai sekarang kami tidak tahu," ujar Sugeng.

Berdasarkan informasi, jenazah Henry akan dimakamkan di daerah Godean, Kabupaten Sleman, DIY pada Kamis pagi, 13 April 2020. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya