Meski Sudah Divaksin COVID-19, Relawan Wajib Ikuti Protokol Kesehatan

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • Pixabay/kfuhlert

VIVA – Uji klinis perdana vaksin Sinovac telah disuntikkan kepada 19 orang relawan pada Selasa, 11 Agustus kemarin. Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan walaupun sudah divaksin, para relawan ini tetap harus mengikuti protokol kesehatan cegah COVID-19 yang telah ditetapkan.

"Jadi setiap relawan harus tetap mengikuti protokol kesehatan, jaga jarak dan cuci tangan. Jadi jangan merasa sudah divaksin jadi bebas, karena yang bersangkutan tidak tahu ini diberi vaksin betul atau plasebo," kata Bambang dalam program Apa Kabar Indonesia tvOne.

Bambang mengatakan uji klinis ini dipantau oleh cukup banyak dokter dan ahli yang berjumlah sekitar 40 orang. Dia juga menyebut para relawan ini tidak mendapatkan bayaran, namun mereka mendapatkan jaminan kesehatan.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Baca juga: Gunung Sinabung Erupsi, Sempat Terjadi 49 Kali Gempa

"Ada jaminan kesehatan dan terus dipantau. Rumah sakit juga disiapkan 24 jam, bila terjadi sesuatu sudah ada rujukannya harus ke mana. Tapi tetap melakukan protokol kesehatan selama penelitian berlangsung selama enam bulan," ungkapnya.

Relawan uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 dipastikan tidak memiliki pantangan selama pemantauan usai penyuntikan. Bahkan, relawan dipersilakan untuk beraktivitas seperti sedia kala dengan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19 yaitu jaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan.

Juru bicara uji vaksin Sinovac, Rodman Tarigan, menjelaskan vaksin tersebut juga berpotensi muncul efek samping. Namun, efek samping tersebut akan cepat hilang dalam kurun waktu 24 jam.

Sebelumnya, ribuan orang telah terdaftar sebagai relawan dalam uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 Sinovac dari China. Uji klinis ini dilaksanakan oleh tim uji independen yaitu Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad).

Rodman mengatakan peserta yang terdaftar merupakan warga yang berdomisili di Bandung Raya. Rencananya, uji klinis ini ditargetkan diikuti sebanyak 1.620 orang dengan metode dua kali suntik vaksin. (ren)