Ini Kemungkinan Efek Samping Bagi Relawan Uji Klinis Vaksin COVID-19

Uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Relawan uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 dipastikan tidak memiliki pantangan selama pemantauan pasca penyuntikan. Bahkan, relawan dipersilahkan untuk beraktivitas sedia kala dengan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19 yaitu jaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan.

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

"Pulang ke rumah aja biasa. Misalkan ada relawan reporter atau jurnalis dia ikut, abis 14 hari aktivitas biasa aja cuci tangan, jaga jarak," ujar Juru bicara uji vaksin Sinovac, Rodman Tarigan, Selasa 11 Agustus 2020.

Rodman menambahkan, vaksin tersebut juga berpotensi muncul efek samping. Namun, efek samping tersebut akan cepat hilang dalam kurun waktu 24 jam.

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

"Hasil penelitian ada yang bengkak kemudian nyeri bekas suntikan, kadang timbul merah ada demam juga sekitar dua persen, 24 jam," terangnya. 

Sebelumnya, Ribuan orang yang terdaftar sebagai relawan menjadi peserta dalam uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 Sinovac dari China  yang diselenggarakan Selasa 11 Agustus 2020. Uji klinis ini dilaksanakan oleh tim uji independen yaitu Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjajaran (Unpad).

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Juru bicara uji vaksin Sinovac, Rodman Tarigan menjelaskan, peserta yang terdaftar merupakan warga yang berdomisili di Bandung Raya. Rencananya, uji klinis ini ditargetkan diikuti sebanyak 1.620 orang dengan metode dua kali suntik vaksin. "Warga Bandung Raya, dua kali penyuntikan," ujar Rodman.

Dari laporan terakhir, relawan yang terdaftar untuk ikut serta dalam uji klinis ini sebanyak 1.020 orang. Sekadar diketahui, uji ini diikuti mulai dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga masyarakat umum. Jika uji ini berhasil, Bio Farma selaku badan usaha negara yang menangani vaksin ini akan memproduksi massal mencapai 250 juta dosis. 

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024