Viral Keluarga Cium Jenazah Suspek karena Tolak Protokol COVID-19

Ilustrasi viral video penolakan pemakaman jenazah COVID-19 di Bekasi
Sumber :
  • VIVA/Dani (Bekasi)

VIVA – Viral video jenazah COVID-19 di Kota Malang dibuka paksa oleh salah satu anggota keluarga di sebuah rumah sakit rujukan di Kota Malang, Jawa Timur. Pasien itu, berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit tersebut. 

Heroik! Detik-Detik TNI Selamatkan Pemotor yang Terseret Arus Banjir Deras

Lantaran memiliki suspek COVID-19, jenazah rencananya akan dimakamkan dengan protokol kesehatan COVID-19. 

Jenazah awalnya akan dikirim ke kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Namun, tim medis yang membawa jenazah diadang oleh salah satu anggota keluarga. Salah satu anggota keluarga itu tiba-tiba membuka kantong jenazah hingga mencium jenazah. 

Deretan Fakta Joki Jalur Alternatif Puncak Bogor yang Viral Akibat Peras Pengendara Rp850 Ribu

Baca Juga: Viral, Bupati dan Pejabat Pemda Subang Joget Bareng Langgar Protokol

Belakangan diketahui jenazah suspek COVID-19 itu merupakan salah satu pendiri tempat ibadah di tempat dia tinggal di Buring, Kedungkandang, Kota Malang. Dalam video itu salah satu anggota keluarga yang mengabaikan imbauan tim medis berpakaian baju koko dan menggunakan songkok berwarna putih. 

Dokter Koas yang Pernah Viral Ribut Soal Parkir Kembali Bikin Ulah, Kini Aniaya Karyawan Gerai Makanan

Dia sempat ingin memasukan jenazah ke mobil pribadi sebelum ditenangkan oleh anggota keluarga lainnya. 

"Cacak ku rek, wes gak usah di gowo nang celaket langsung digowo moleh ae (kakak ku, sudah tidak perlu di bawa ke RSSA langsung dibawa pulang saja," kata salah satu anggota dalam video itu. 

Wali Kota Malang, Sutiaji menanggapi peristiwa itu seharusnya tidak perlu terjadi. Keluarga seharusnya mau menerima penjelasan dari tim medis karena protokol kesehatan dilakukan demi mencegah penularan COVID-19. Apalagi mendiang memiliki suspek COVID-19. 

"'Jadi sebenarnya ada friksi. Tadinya keluarga sudah patuh. Alasan keluarga karena hasil rapid test nonreaktif. Tapi, ada satu anggota yang menolak lalu menghampiri, membuka paksa hingga mencium jenazah. Nah, akhirnya banyak anggota keluarga yang terprovokasi dengan pria ini," kata Sutiaji, Selasa, 11 Agustus 2020. 

Sutiaji berharap ke depan proses pemulasaran jenazah COVID-19 di rumah sakit harus dipercepat karena menghindari insiden serupa. Untuk pemulasaran, Sutiaji mengkonfirmasi, bila jenazah pasien suspek COVID-19 warga Buring itu tetap sesuai protokol kesehatan. Jenazah pun tetap disalatkan sebelum dikebumikan. 

"Anggota keluarganya langsung kita rapid test. Saya minta agar rumah sakit ada percepatan penanganan. Jangan sampai ada proses panjang sehingga memberi ruang orang untuk membisiki untuk membawa pulang jenazah," ujar Sutiaji. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya