Melihat Wajah Masamba Usai Diterjang Banjir Bandang

Kondisi rumah-rumah warga di Masamba yang tertimbun tanah
Sumber :
  • VIVA/irfan

VIVA – Pascabanjir bandang yang menerjang Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada 13 Juli 2020, kini upaya pemulihan terus dilakukan, seperti pembersihan tumpukan tanah yang masih tertinggal di permukiman warga serta pengerukan pasir yang menyumbat saluran sungai, terutama di Sungai Masamba.

Ridwan Kamil soal Bendungan Sukamahi dan Ciawi: Saya Tolong Jakarta untuk Kurangi Banjir

Berdasarkan hasil pemantauan VIVA pada Minggu, 9 Agustus 2020, sejumlah alat berat berupa eskavator dikerahkan mengangkat pasir dalam volume yang cukup besar yang saat ini memenuhi sungai. Betapa tidak, ketinggian pasir di Sungai Masamba hampir rata dengan daratan pinggir sungai.

Diperkirakan jutaan kubik material pasir halus yang menyumbat Sungai Masamba. Kondisi itu terkadang membuat sungai meluap jika hujan deras mengguyur.

Ridwan Kamil Ingin Buat Pasukan Tiga Rompi untuk Urus Masalah Banjir hingga Anak Jalanan di Jakarta

Kegiatan pengerukan pasir yang memenuhi Sungai Masamba pasca banjir bandang

Pengerukan pasir yang memenuhi Sungai Masamba pascabanjir bandang pada 13 Juli 2020

Antisipasi Banjir Saat Pencoblosan Pilkada Serentak, Pemkot Tangerang Optimalkan Pompa Air

Pemandangan lainnya, yakni sejumlah rumah warga di pinggir jalanan terlihat tertimbun tanah, dan sepertinya sudah tidak layak dihuni kembali.

Di sisi lain, arus lalu-lintas di Kabupaten Luwu Utara yang menjadi penghubung antara sejumlah kabupaten, bahkan antarprovinsi, juga sudah mulai normal.

Kondisi rumah-rumah warga di Masamba yang tertimbun tanah

Kondisi rumah-rumah warga di Masamba yang tertimbun tanah

Berbeda halnya dengan kondisi pengungsi. Mereka masih mendiami beberapa titik lokasi pengungsian yang berada di kawasan Meli, yang lokasinya berada di atas perbukitan.

“Kami tidak tahu kapan akan kembali, karena rumah kami di pinggir sungai,” ujar salah seorang pengungsi.

Baca juga: Banjir Bandang Luwu Utara, 38 Orang Meninggal Dunia dan 10 Hilang

Di lokasi pengungsian, relawan kemanusiaan dari berbagai lembaga bersama dengan pemerintah daerah setempat berjibaku melakukan pendampingan kepada korban, terutama ketersediaan kebutuhan mereka selama di tempat pengungsian.

Lukman Akhmad, selaku ketua Perkumpulan Pengobat Holistik Muslim Indonesia (PPHMI) Sulawesi Selatan, yang sengaja dari Kota Makassar ke lokasi pengungsian Meli, mengaku bersama dengan sejumlah pengurus lembaganya, tampak menyerahkan paket donasi untuk warga yang menjadi korban banjir bandang.

“Kami menyerahkan pakai donasi berupa perlengkapan bayi dan anak-anak. Juga ada beberapa sarung dan perlengkapan salat serta Alquran,” ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya