Jatim Masih Cetak Angka Kematian COVID-19 Tertinggi

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito
Sumber :
  • BNPB

VIVA – Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, membeberkan data lima provinsi dengan kematian tertinggi akibat terinfeksi virus Corona. 

PBB Sebut Warga Gaza Utara Hadapi Risiko Kematian akibat Penyakit dan Kelaparan

Angka kematian di Provinsi Jawa Timur, tercatat masih yang tertinggi sejauh ini. Bersamaan dengan jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi.

“Jumlah meninggal per tiga harian dan angka kematian tertinggi pada provinsi. Di sini jumlah kematian kumulatif terbanyak adalah dari Jawa Timur,” kata Wiku dalam siaran di kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa, 4 Agustus 2020.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Jumlah kematian di Jawa Timur akibat COVID-19, menempati peringkat pertama yaitu dengan 1.719 orang, disusul kedua adalah DKI Jakarta sebanyak 840 orang. 

Baca juga: Jubir Satgas COVID-19: Angka Kematian di Indonesia di Atas Global

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Angka kematian tertinggi ketiga ada di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 637 orang. Kemudian di Sulawesi Selatan 321 orang, dan kelima di Kalimantan Selatan sebanyak 295 orang.

Wiku berharap angka kematian di Tanah Air bisa terus ditekan. Optimisme ini dipicu terus menurunnya angka positif dan kematian secara nasional sejak beberapa bulan terakhir. 

“Hal ini menunjukkan bahwa apabila kita bisa melakukan penanganan kasus dengan lebih baik, lebih cepat, terutama untuk pasien-pasien yang menderita komorbid atau usia lanjut, harapannya jumlah yang meninggal dapat ditekan makin lama makin rendah,” kata Wiku.

Dalam kesempatan sama, Wiku mengimbau semua pihak dapat berkontribusi menekan angka positif dan kematian terkait pandemi virus Corona ini. 

“Jadi, ini perlu perhatian untuk kita semuanya, baik pemerintah daerah, rumah sakit, tenaga kesehatan, dan juga anggota masyarakat agar jangan terlambat untuk menangani kasus-kasus COVID,” ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya