Ridwan Kamil Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Buatan China

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Sumber :
  • Adi Suparman/ VIVA.

VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan diri ikut menjadi relawan untuk uji klinis vaksin COVID-19 buatan perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac Biotech.

CIA Dukung Teori COVID-19 dari Kebocoran Lab di China, Beijing Minta AS Stop Manipulasi

Bahkan, selain Ridwan Kamil, unsur pimpinan di Jawa Barat rencananya ikut serta menjadi relawan tes vaksin yang difasilitasi oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, itu.

"Kami para pimpinan sedang merumuskan—jika tidak ada halangan dari unsur kesehatan pribadi—maka saya dan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) akan menjadi relawan untuk pengetesan vaksin [COVID-19]," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Senin, 3 Agustus 2020.

CIA Duga Kuat COVID-19 dari Kebocoran Laboratorium di Wuhan, China Bereaksi Keras

Ridwan berharap, masyarakat berperan aktif untuk menjadi relawan karena sudah dapat dipastikan bahwa vaksin itu aman. "Kalau pimpinannya juga melakukan, insya Allah rakyatnya juga akan meyakini proses [uji klinis] vaksin ini berjalan dengan lancar," katanya.

Baca: Elon Musk Puji China hingga Langit Ketujuh

CIA Duga COVID-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium di China, Menurut Media AS

Sementara ini, menurut dia, sudah 500-an orang yang mendaftar sebagai relawan dan masih dibutuhkan 1.100 orang lagi. Dia pun mengimbau masyarakat, terutama yang memenuhi syarat, agar bersedia menjadi relawan.

Kandidat vaksin COVID-19 buatan Sinovac akan diuji klinis di Indonesia dengan melibatkan sampel relawan sebanyak 1.620 orang. Bio Farma memercayakan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam uji klinis fase ketiga itu.

Head of Corporate Communication Bio Farma, Iwan Setiawan, menjelaskan bahwa jumlah relawan yang dibutuhkan untuk uji klinis dipastikan sudah mewakili seluruh karakter dan populasi warga Indonesia.

Iwan menilai, vaksin dari Tiongkok tiba di Indonesia dan melalui satu tahap, yaitu uji klinis fase ketiga, menjadi keuntungan karena sudah melalui tahapan klinis di luar Negeri. "Cuma kita diuntungkan, dengan uji klinis ini kita memastikan bahwa si vaksin ini protektif terhadap orang Indonesia—kalau ini mulus."

Seorang petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan memeriksa seekor ternak sapi menyusul merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Belasan Ribu Sapi Terjangkit PMK, Jawa Timur Darurat Penyakit Mulut dan Kuku

Hewan ternak yang belum divaksin dan dalam kondisi tak sehat dilarang dipasarkan. 

img_title
VIVA.co.id
31 Januari 2025