Banjir Bandang Bolaang Mongondow Selatan, 22.655 Jiwa Terdampak

Banjir Bandang di Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 7.046 kepala keluarga (KK) atau 22.655 jiwa terdampak banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pada Minggu, 2 Agustus 2020. 

Banjir Bandang Terjang Deliserdang, 4 Orang Tewas dan 2 Masih Hilang

Adapun keseluruhan warga yang terdampak tersebut terbagi di tujuh wilayah kecamatan meliputi Kecamatan Bolaang Uki 2.978 KK atau 9.715 jiwa, Kecamatan Helumo 225 KK atau 861 jiwa, Kecamatan Tomini 62 KK atau 250 jiwa, Kecamatan Posigadan 154 KK atau 636 jiwa.

Kemudian di Kecamatan Pinolosian 1749 KK atau 5980 jiwa, Kecamatan Pinolosian Tengah 925 KK atau 1.729 jiwa dan Kecamatan Pinolosian Timur ada sebanyak 953 KK atau 3.494 jiwa.

Banjir Bandang Hantam Enam Nagari di Sijunjung Sumbar

"Bencana sejak Jumat kemarin itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur seluruh wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan menyebabkan beberapa sungai besar meluap, sehingga air masuk ke permukiman warga," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. 

Baca juga: Kisah Tragis Bos Roti Asal Taiwan hingga Klaster COVID-19 di Sleman

Kemensos Salurkan Bantuan Logistik bagi Penyintas Banjir Bandang di Sukabumi

Berdasarkan kaji cepat Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, beberapa sungai yang meluap tersebut meliputi Sungai Bolangaso, Sungai Toluaya, Sungai Salongo, Sungai Nunuka, Sungai Mongolidia, Sungai Milangodaa dan beberapa sungai lainnya.

"Kendati sebagian besar sudah surut, namun air dapat kembali naik apabila hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam periode yang cukup lama," ujarnya. 

Terlebih hingga saat ini, kata dia, hujan masih sering terjadi sebagaimana hal itu juga telah diprakirakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait curah hujan tinggi di wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo dan wilayah lain di bagian utara Indonesia.

Sementara itu, dampak kerusakan yang disebabkan oleh bencana tersebut mulai dari 29 unit rumah hanyut, 64 unit rumah rusak berat, 5 unit jembatan rusak berat dan 5 ruas jalan rusak. Hal itu sekaligus menyebabkan tiga kecamatan seperti Kecamatan Helumo, Kecamatan Tomini dan Kecamatan Posigadan terisolir.

Menyikapi dampak bencana tersebut, Bupati Bolaang Mongondow Selatan mengambil langkah penetapan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari terhitung mulai tanggal 24 Juli hingga 6 Agustus 2020.

Selain itu, Bupati Bolaang Mongondow Selatan juga telah menetapkan surat keputusan (SK) pembentukan posko yang berlokasi di alun-alun kabupaten dengan komandan Dandim 1303. Hingga saat ini, seluruh komponen pemerintah daerah di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan bekerja sama melakukan upaya penanganan darurat bencana.

Dalam hal ini BNPB terus berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan Percepatan Penanganan Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Hal itu dilakukan sekaligus sebagai kesiapan dalam menghadapi ancaman terjadinya banjir di wilayah lain, mengingat curah hujan tinggi diprakirakan terjadi sampai dengan bulan Oktober 2020.

Dalam jangka pendek, BNPB akan melakukan dropping logistik ke Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menggunakan pesawat carter Express Air dan helikopter jenis MI 8 - MTV yang diterbangkan dari Palangka Raya di Kalimantan Tengah menuju Bandara Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara pada hari ini dan esok harinya. 

Adapun rincian logistik dan peralatan yang akan dikirim meliputi tenda keluarga 25 unit, tenda pengungsi 5 set, kasur lipat atau velbed 125 unit, matras 1.000 lembar, selimut 5.000 lembar, perlengkapan bayi dan balita atau kidsware 200 paket dan sandang sebanyak 375 paket.

Menurut hasil koordinasi sementara, logistik dan peralatan akan disimpan dan didistribusikan dari Bandara Sam Ratulangi untuk memudahkan proses pengiriman logistik menggunakan helikopter, dengan prioritas utama tiga kecamatan yang terisolir. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya