8 dari 10 Orang di Aceh Tak Percaya Ada COVID-19
- U-Report
VIVA - Kasus positif corona (COVID-19) di Aceh sampai hari lebaran Idul Adha, Jumat, 31 Juli 2020, kemarin, bertambah 103 orang. Jumlah itu jadi rekor tertinggi kasus corona harian di Aceh sejak Maret lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanif, membenarkan adanya lonjakan drastis kasus corona di Aceh yang berjumlah 103 orang. Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan swab real time polymerase chain di Balitbangkes Aceh dan laboratorium penyakit infeksi Universitas Syiah Kuala.
“Ya benar, ada penambahan 103,” kata Hanif saat dikonfirmasi.
Baca juga: COVID-19 Serang Gedung Sate, Bukti Masih Ada Ancaman Serius
Hanif merincikan 103 kasus itu tersebar di Kota Banda Aceh 32 orang, Aceh Barat Daya 16 orang, Aceh Besar 14 orang, Aceh Selatan 11 orang, Bireuen 6 orang, Aceh Tamiang 5 kasus. Lhokseumawe, Aceh Tengah dan Aceh Barat masing-masing 4 kasus.
Kemudian, Langsa, Pidie dan Simeulue masing-masing 1 kasus dan warga luar daerah Aceh 1 kasus. Sehingga secara kumulatif, kasus positif corona di Aceh berjumlah 415 orang. Dengan rincian, 94 sembuh, 309 dirawat dan 12 meninggal dunia.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Azharuddin, berpendapat penyebab meningkatnya warga yang terpapar virus corona karena abai terkait imbauan pemerintah soal protokol kesehatan.
Bahkan, kata Azharuddin, masih ada warga yang tidak percaya terkait virus corona. Sehingga, mereka tidak menghiraukan bahaya virus tersebut.
“8 dari 10 orang itu tidak percaya (adanya virus corona), yang percaya itu hanya 2 orang. Makanya susah kita kalau masyarakat memang gak percaya. Orang abai, karena dia memang tidak lihat, tidak yakin,” ujar Azharuddin.