Konflik di Nduga Papua Kembali Terjadi, Korban Berjatuhan
- bbc
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan merupakan komando utama operasi, satuan baru yang dibentuk pada akhir 2019 silam dan langsung berada di bawah komando Panglima TNI. Adapun Kogabwilhan III meliputi Maluku dan Papua.
Nyoman menjelaskan, sebulan sebelum insiden penembakan terjadi perampasan perlengkapan yang dia sebut dilakukan oleh TPNB-OPM.
Tim kemudian melakukan pemantauan, hingga pada 18 Juli lalu, keduanya didapati sedang melaksanakan transaksi penyerahan senjata jenis revolver.
- Proyek Trans Papua di Nduga akan diselesaikan oleh TNI: `OPM pasti terus ganggu`
- Kerumitan masalah Papua di balik penembakan di Nduga
- Buntut penembakan pekerja di Nduga, 2.000 orang mengungsi ke Wamena, Papua
Mereka kemudian dihadang, sementara warga yang lain melanjutkan perjalanan ke Kenyam.
"Begitu sudah pisah, ada perintah dari komandan tim [untuk] buka tembakan. Makanya dua itu langsung tewas di tempat," katanya.
Tim kemudian melakukan pembersihan dan "dapatlah barang bukti yang dia terima dari masyarakat," lanjut Nyoman
Barang bukti yang dimaksud adalah satu pucuk senjata jenis Revolver, ponsel milik prajurit yang diduga dirampas sebulan lalu, dua buah tas, kampak dan uang tunai senilai Rp 9,5 juta.
Akan tetapi, tudingan bahwa keduanya merupakan anggota pro-kemerdekaan, dibantah oleh juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, yang menyebut keduanya bukan anggotanya.
Ketua DPRD Nduga Ikabus Gwijangge mengatakan keduanya adalah pengungsi dari Distrik Yal yang selama beberapa waktu terakhir tinggal di ibu kota Kenyam.
Sang anak bekerja sebagai tukang sensor, atau pemotong kayu di hutan yang sering membantu masyarakat membangun rumah.
"Mereka dua ini warga sipil. Kami sebagai masyarakat Nduga dan kami sering sama-sama dengan dia, jadi saya percaya keduanya adalah warga sipil," ujarnya.
Apalagi, keduanya merupakan keluarga Sekretaris Daerah Nduga, Namia Gwijangge.