Unair Tegaskan Tak Ada Riset yang Berorientasi Seks Fetish
- VIVA.co.id/istimewa
VIVA – Universitas Airlangga di Surabaya, Jawa Timur, menegaskan tidak ada satu pun kegiatan akademik di kampus itu, termasuk penelitian atau riset, yang berorientasi pada perilaku seksual menyimpang seperti seks fetish.
Unair menyampaikan klarifikasi itu menyusul informasi yang heboh di media sosial tentang salah satu mahasiswanya yang diduga terlibat dalam kasus seks fetish dengan modus operandi untuk kepentingan riset ilmiah. Si oknum mahasiswa, yang dikonfirmasi tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, memperdaya korban-korbannya dengan dalih demi riset untuk tugas akhir kuliahnya.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair, Prof Diah Ariani Arimbi, dalam keterangan persnya yang diterima VIVA pada Kamis, 30 Juli 2020, menyatakan: "Terkait alasan yang bersangkutan melakukan dugaan tindakan pelecehan seksual dengan alasan penelitian, maka dengan ini Fakultas Ilmu Budaya memastikan bahwa penelitian di Fakultas Ilmu Budaya tidak pernah ada yang mengarah pada pelecehan seksual atau praktik-praktik yang merendahkan martabat kemanusiaan."
Fakultas Ilmu Budaya, Diah menekankan, senantiasa berkomitmen untuk menentang segala praktik kekerasan seksual, kekerasan fisik, perundungan, baik yang bersifat fisik maupun verbal.
Baca: Unair Sebut Mahasiswanya Diduga Terlibat Sex Fetish Tak Bisa Dihubungi
Dewan Etik masih menginvestigasi laporan dugaan pelecehan seksual, dan karenanya, mereka belum dapat menyampaikan informasi lebih terperinci. Yang pasti, mereka akan menyampaikan secara terbuka kepada publik jika investigasi sudah rampung.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, Unair membenarkan informasi tentang keberadaan si mahasiswa, sebagaimana disebut "Gilang" di media sosial, tetapi mereka tidak menyatakan dengan terang identitasnya. Otoritas Fakultas Ilmu Budaya telah mencoba menghubungi si mahasiswa itu tetapi belum berhasil.
"Fakultas Ilmu Budaya juga telah berusaha menghubungi orang tua mahasiswa yang bersangkutan,
tetapi belum dapat terhubung," tulis Diah dalam keterangan pers itu.
Bermula klaim riset
Kisah tentang dugaan seseorang dengan orientasi seksual menyimpang, yang disebut fetisisme (fetishism) atau fetishisme erotis, menggemparkan jagat media sosial Twitter sejak Rabu malam, 29 Juli 2020.
Kehebohan itu berawal dari unggahan seorang pria di Twitter bernama Mufis dengan akun @m_fikris. Dia memulai serangkaian twit-nya dengan kalimat pembuka "Predator 'Fetish Kain Jarik' Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY - A Thread."
Mufis mengklaim cerita yang dia beberkan merupakan pengalaman pribadinya. Berawal dari pesan masuk di akun Instagram-nya dari seorang lelaki bernama Gilang, yang mengaku mahasiswa Universitas Airlangga, angkatan tahun 2015.
Si Gilang, katanya, mula-mula menanyakan nomor kontaknya yang terhubung dengan aplikasi percakapan Whatsapp. Dia sempat mempertanyakan keperluan nomor kontak itu, dan Gilang menjawabnya untuk kepentingan riset proyek penulisannya.
Komunikasi mereka akhirnya beralih ke Whatsapp, dan Gilang menjelaskan secara ringkas bahwa dia sedang melakukan riset tentang bungkus-membungkus. Mufis sempat meminta penjelasan tentang riset itu tetapi Gilang mengalihkan perhatiannya. Mufis menuruti, berharap nanti akan tahu semuanya. (ren)
Baca selengkapnya: Kisah Predator Sex Fetish Kain Jarik Gemparkan Jagat Media Sosial