Pakar UI Ungkap Penyebab Klaster COVID-19 Muncul di Perkantoran DKI

Ilustrasi simulasi penanganan virus COVID-19 .
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq

VIVA – Sejumlah klaster baru penyebaran COVID-19 mulai bermunculan di area perkantoran di DKI Jakarta. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Ari Fahrial Syam berpendapat, ada sejumlah faktor pemicu dari melonjaknya kasus tersebut, dan itu melibatkan wilayah penyangga.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Ia menjelaskan, pekerja di Jakarta didominasi oleh masyarakat komuter dari sejumlah wilayah satelit Ibu Kota, seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek). Menurut dia, wilayah tersebut kurang optimal dalam melakukan pemeriksaan, sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kian gencar melakukan tes COVID-19.

“Jakarta agresif dalam pemeriksaan begitu juga di perkantoran. Kalau saja wilayah Bodetabek juga agresif melakukan active case finding, maka akan ditemukan kasus-kasus baru,” katanya, Selasa, 28 Juli 2020.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Baca juga: Jawaban Disnaker DKI soal Beredar Data Klaster COVID-19 di Perkantoran

Ari berpendapat, hal itu terjadi karena keterbatasan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), padahal mobilitas masyarakat di kawasan penyangga cukup tinggi. Kondisi ini semakin diperburuk lantaran sebagian masyarakat yang beraktivitas di perkantoran abai dengan protokol kesehatan.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

“Karyawan abai saat berinteraksi di antara mereka. Terutama saat berada di pantry atau saat ngobrol tanpa physical distancing (jaga jarak),” ujarnya.

Ari khawatir, jika hal itu tidak segera disikapi maka penularan COVID-19 dapat dengan mudah terjadi di area perkantoran. Terlebih saat ini banyak perusahaan yang sudah memberlakukan sistem bekerja kembali di kantor atau work from office (WFO). “Hal ini terjadi setelah PSBB transisi, dan sebagian sudah masuk WFO,” ujarnya.

Berdasarkan pengamatannya, saat ini banyak pekerja menilai diri mereka sehat. Padahal, COVID-19 bisa menjangkit tanpa gejala. “Mereka menyangka bahwa mereka sehat sehingga lupa ternyata ada orang tanpa gejala,” ujarnya.

Berkaca dari keadaan saat ini, menurut Ari, pemerintah perlu mengambil tindakan tegas. Pemerintah harus melakukan law enforcement yang tegas buat mereka yang abai dalam melaksanakan protokol kesehatan. Ini sudah berlaku di beberapa negara tetangga.

Selain area perkantoran, klaster baru juga muncul di sejumlah pemukiman padat penduduk di Jakarta. Ari pun meyakini, hal itu terjadi akibat kurang disiplinnya masyarakat serta tidak adanya ketegasan dari pemerintah maupun pihak terkait.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya