Perayaan 29 Tahun Pengabdian Akpol 91 di Tengah Pandemi COVID-19

Akpol 1991 mengadakan bakti sosial
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Tepat pada 27 Juli 1991 atau 29 tahun yang lalu, anggota Polri Batalyon Bhara Daksa Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 dilantik menjadi perwira polisi oleh Presiden HM Soeharto di Istana Negara. 

Polisi Bongkar 619 Kasus Judol sejak 5 November 2024, 734 Orang Ditetapkan Tersangka

Memperingati 29 tahun pengabdiannya sebagai Bhayangkara penjaga keamanan negeri dan pengayom masyarakat, Batalyon Bhara Daksa menggelar bhakti sosial berupa pembagian 25.600 paket sembako serta modal usaha seperti beberapa gerobak dagang dan beberapa ekor sapi korban.

Kegiatan ini digelar serentak di 34 polda jajaran seluruh Indonesia. Sasaran penerima bantuan juga beragam, namun dikhususkan bagi masyarakat yang terdampak langsung pandemi COVID-19. 

Menko Polkam Sebut Ada 97 Ribu Anggota TNI-Polri Main Judi Online

Ketua Alumni Akpol 1991 Irjen Pol  Mohammad Iqbal menyatakan, aksi tersebut juga bisa dimaknai untuk menghormati seluruh anggota almamater Akpol 91 yang sudah menjalani 29 tahun pengabdiannya.

"Ada yang juga bernilai tinggi selain gerakan sosial tadi. Maknanya juga luar biasa untuk kebersamaan. Kami bertemu di Akademi Kepolisian di tahun sama, berkeringat bersama, ditempa bersama, bangkit bersama, tertawa bersama, bandel bersama, diwisuda bersama, berkarier bersama, kemudian kelak pensiun bersama, dan menua bersama," ujar Iqbal kepada VIVA, Senin, 27 Juli 2020.

Takjub Lihat Polda Metro Jaya Megah, Dharma Pongrekun: Adabnya Juga Harus Megah

Baca juga: Kaya Obat Sakit Kepala, Kapolri Bangga Institusinya Dapat WTP 7 Kali

Dia melanjutkan, bukan lagi dengan kebersamaan biasa, hari jadi Akpol 91 kali ini bisa lebih dimaknai mendalam. Terlebih di masa pandemi saat ini, setiap jajaran Akpol 91 bisa saling mengoreksi dan memberikan semangat agar ke depan jauh lebih baik lagi dalam pengabdian.

"Tiap peringatan adalah sebuah titik rehat sejenak. Semacam pause untuk merenungkan bahwa kami sebenarnya adalah saudara yang dipertemukan oleh takdir,” tuturnya. 

Meski belum bisa dikategorikan pengabdian panjang, juga bukan sebuah rentang waktu yang singkat. “Sudah mulai tiba masa di mana banyak dari kami mendapat amanah dan menuai prestasi, posisi, dan jabatan sesuai dengan apa yang telah kami berikan untuk negara," kata dia.

Tentu saja, secara formal menjawab untuk memberikan pengabdian terbaik sebagai Bhayangkara penjaga keamanan negeri dan pengayom masyarakat.

"Semangatnya, hari esok lebih baik dari hari kemarin. Yon Bhara Daksa harus memiliki energi semakin baik ke depan dan semakin banyak bersyukur," ujar dia.

Kapolda Nusa Tenggara Barat ini menuturkan, meski kisah Akpol 91 tak sedramatis seperti apa yang terjadi di perang, tapi pada dasarnya persaudaraan pun berada pada titik yang sama.

"Saya pernah membaca bahwa persaudaraan yang paling kuat terjadi di saat perang. Antara tentara yang bersama-sama menanggung beratnya beban perang," kata dia.

Dia meminta seluruh Akpol 91 terus menjaga erat tali persaudaraan. Saling membantu, mengingatkan, mendoakan, dan berkomunikasi menjadi rangkaian menjaga tali persaudaraan itu.

"Kami berbicara sebagai saudara. Kami lepaskan semua sekat jabatan dan posisi. Kami datang lebih dari sekadar sahabat. Kami datang sebagai saudara,” tuturnya. 

Menurut Iqbal, inilah pentingnya hari ini. Untuk selalu mengingat bahwa selalu bersaudara. “Tiap angkatan punya ceritanya sendiri, dan saya ingin sekali bahwa tema besar cerita di angkatan kami adalah brothers in life," ujar dia.

Dia juga mengingatkan, saudara bukan hadir hanya saat kesenangan singgah. Namun, saat badai datang setiap Akpol 91 harus bersama-sama menghadapinya.

"Together as one. Sebagai sebuah persaudaraan Yon Bhara Daksa. Itu lebih penting. Sebab, ketika badai berlalu, apa pun hasilnya, kami tetap pensiun dan menua bersama,” kata Iqbal. 

Ketika bertemu sebagai kakek-kakek, Iqbal berharap bisa mengenang badai itu dengan tertawa-tawa. “Bahwa badai itu tak sanggup memecah persaudaraan kami, dan juga kami bersama-sama tersenyum bangga bahwa apa yang kami lakukan saat masih mengabdi, bekasnya terasa dan jasanya dirasakan banyak masyarakat," jelas dia.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono memimpin langsung kegiatan baksos 29 tahun pengabdian Akpol 1991 kepada warga asli Papua yang berada di Jakarta bertempat di Aula Siti Mariam, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sebanyak 1.000 paket sembako diberikan. 

Dalam sambutannya, Argo menyampaikan, di tengah situasi pandemi COVID-19, krisis kesehatan dan ekonomi adalah faktor yang harus diselamatkan, berangkat dari situ, Batalyon Bhara Daksa ingin membantu pemerintah guna meringankan beban masyarakat. 

“Tadi sudah dilaksanakan juga serentak, di Jakarta Utara, Selatan dan sekarang ini di Jakarta Barat, kenapa di Jakarta ada di tiga lokasi ini selain di pusat kota juga masyarakatnya lebih banyak,” kata Argo. 

Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Syahardiantono yang juga alumni Akpol 1991 memimpin penyerahan 1.000 paket sembako bagi warga di Jakarta Utara. Syahar mengatakan, bantuan sosial berupa sembako ini diberikan sebagai komitmen anggota Polri khususnya Akpol 1991 untuk lebih dekat dengan masyarakat.

Di tempat lain, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Hendro Pandowo memimpin penyaluran 1.600 paket sembako yang dibagi dua yaitu di Polres Metro Jakarta Selatan dan Polres Jakarta Timur. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus yang juga Akpol 1991 menyampaikan, baksos ini diperuntukan bagi warga yang terdampak langsung pandemi COVID-19. Selain itu, anggota Polri yang kena dampak pandemi COVID-19 juga mendapat bantuan ini.

Yusri mengatakan bahwa kegiatan baksos juga dalam rangka peringatan HUT ke-29 alumni Akpol 1991 Batalyon Bhara Daksa. Yusri berharap lewat baksos ini dapat menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif.

"Ini bentuk alumni Akpol 1991 peduli kepada masyarakat. Kami berharap kegiatan ini dapat menciptakan situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif sehingga masyarakat bisa tetap produktif di tengah pandemi COVID-19," katanya. (art)

Ilustrasi penangkapan teroris.

Pakar: Indonesia Masih Belum Aman dari Ancaman Terorisme

Pakar menyebut Indonesia masih belum aman dari ancaman terorisme meski sejak 2023 hingga saat ini tak ada serangan teroris secara terbuka

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024