Jokowi Tes Swab Setelah Wakil Wali Kota Solo Positif COVID-19
- bbc
Ahmad Utomo, pakar biologi molekuler dari Stem Cell and Cancer Institute, mengkritik pengandalan metode tes cepat itu yang ia nilai kurang efektif dalam membatasi penyebaran Covid-19.
Utomo menjelaskan bahwa tes itu merupakan metode yang sangat sederhana sehingga dapat menghasilkan "negatif palsu". Ia menjelaskan bahwa kelemahan terletak pada masalah waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi antibodi.
"Rapid test ini sebetulnya hanya bisa mendeteksi antibodi. Cuma, antibodi ini munculnya kan terlambat, sementara virusnya sudah masuk duluan. Jadi kita kalau misalnya mau screening, menggunakan rapid test yang murah ini, itu ya sudah terlambat sebetulnya," kata Utomo.
`Diklaim sudah maksimal`
Heru menjelaskan lebih lanjut bahwa perangkat istana rutin menjalani rapid test.
"Saya dengan pak deputi dan perangkat, tentunya dengan Mensesneg, yang selalu setiap hari bertemu bapak presiden, kami selalu rapid setiap hari. "... yang dekat dengan bapak presiden, yang melayani, yang memasak, dan lain-lain itu, dua bulan baru berganti. Setiap pergantian kami lakukan swab, termasuk dengan paspampres kami lakukan swab," ujarnya.
Ketika ditanya apakah ke depannya istana akan memperketat protokol kesehatan, Heru mengatakan mereka telah menerapkannya secara maksimal. "Saya rasa sudah ketat, sudah maksimum, dan tentunya kami berdoa semoga semuanya tidak tertular dan untuk pak wakil walikota Solo, kami berdoa semoga semuanya tetap sehat dan bisa melalui ini dengan baik," ujarnya,