Cak Imin Sarankan Nadiem Segera Sowan ke NU dan Muhammadiyah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Ketua Umum Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim sowan ke dua ormas Islam yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Hadiri Tanwir I Pemuda Muhammadiyah, Ini Kata Gibran

Cak Imin menyarankan demikian karena dua ormas ini sudah banyak berkiprah di dunia pendidikan. Bahkan peran ormas ini sudah dimulai sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia. 

"Tentu saya berharap Pak Mendikbud segera datang ke datang ke Muhammadiyah untuk mencari jalan keluar atas stagnasi pendidikan kita," kata Cak Imin di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis malam, 23 Juli 2020. 

Wapres Gibran Sebut Kunci di Kabinet Merah Putih Ada di Muhammadiyah

Baca Juga: Kritik Nadiem, Cak Imin: Jangan Pernah Tak Libatkan NU, Nanti Kualat

Dia menjelaskan, salah satu stagnasi yang dihadapi terkait pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Hambatan di tingkat SD karena mengalami kesulitan belajar online yang tak jalan. 

Buka Rakor Kemendikdasmen, Wapres Gibran Curhat Pernah Kirim Surat ke Nadiem tapi Dicuekin

"Karena itu kita harus berupaya agar ketelibatan semua kalangan memajukan pedidikan," ujarnya. 

Meskipun demikian, ia berharap agar Nadiem berpikir dan bergerak cepat. Ia menekankan Presiden Jokowi memilih Nadiem sebagai mendikbud tentu ada harapan untuk bidang pendidikan.

"Saya berharap langkah cepat dan tepat yang dilakukan pak Nadiem diikuti dengan terus melibatkan organisasi-organisasi yang punya sejarah panjang. Pendidikan nasional kita bisa seperti hari ini karena peran NU dan peran Muhammadiyah jauh sebelum merdeka hingga hari ini," katanya. 

Sebelumnya, Cak Imin menyampaikan kritikanimbas program Kemendikbud yang dipimpin Nadiem Makarim menyangkut organisasi penggerak (OP). Dalam program itu muncul Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation dapat dana hibah program organisasi penggerak maksimal sebesar Rp20 miliar per tahun.

Kemunculan dua nama tersebut seperti terkesan melupakan NU dan Muhammadiyah.

Menurut Cak Imin, lebih baik dana APBN yang diproyeksikan untuk pendampingan dalam program OP memprioritaskan yang lemah untuk dibantu. Bukan justru sebaliknya, memberikan dana ke pihak yang kuat secara finansial.

"Yang kuat tidak usah dibantu APBN, bantulah yang lemah melalui APBN," tutur Cak Imin
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya