Kritik Nadiem, Cak Imin: Jangan Pernah Tak Libatkan NU, Nanti Kualat

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin saat Muktamar
Sumber :
  • VIVAnews/Bobby Andalan

VIVA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengkritik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim. Ia menyindir agar Nadiem tidak lupa dengan sejarah. 

Wakil Rais Aam NU: MLB Direstui Sesepuh Kebohongan Belaka

Cak Imin menekankan peran Nahdlatul Ulama melalui pesantren sudah memberikan sumbangan besar terhadap pendidikan di Indonesia.

"Tolong jangan pernah melupakan sejarah peran Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat bangsa dan negara, termasuk Muhammadiyah," kata Cak Imin saat Harlah PKB ke-22 di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Juli 2020. 

Pra MLB NU Usulkan Daftar Calon Ketum PBNU, Tak Ada Nama Gus Yahya

Baca Juga: DPR: Program OP Kemendikbud Belum Miliki Landasan Hukum

Untuk itu, ia meminta agar Nadiem dapat melibatkan NU dalam urusan pendidikan di Tanah Air. Begitupun juga melibatkan ormas besar lainnya, Muhammadiyah.

Muncul Isu MLB PBNU, Waketum PKB Duga Karena Keresahan dari Daerah

"Jadi, apa pun kebijakannya jangan sampai pernah tidak melibatkan Nahdlatul Ulama, dan termasuk Muhammadiyah, kalau enggak kualat itu minimal," ujar Wakil Ketua DPR itu. 

Kritik Cak Imin ini buntut dari adanya program Kemendikbub yang dipimpin Nadiem Makarim menyangkut organisasi penggerak (OP). Dalam program itu muncul Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation dapat dana hibah program organisasi penggerak maksimal sebesar Rp20 miliar per tahun.

Menurut Cak Imin, lebih baik dana APBN yang diproyeksikan untuk pendampingan dalam program OP memprioritaskan yang lemah untuk dibantu. Bukan justru sebaliknya, memberikan dana ke pihak yang kuat secara finansial.

"Yang kuat tidak usah dibantu APBN, bantulah yang lemah melalui APBN," tutur Cak Imin.

Kemudian, ia mengatakan sejak awal mendukung langkah Presiden Joko Widodo memilih Nadiem Makarim jadi Mendikbud. Sebab, figur ini punya pemikiran luar biasa untuk masa depan yaang cepat.

"Dukungan itu penuh tanpa garansi kepada Pak Nadim. Tetapi, jangan pernah tidak melibatkan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, karena sebelum republik ini lahir NU dan Muhammadiyah," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya