Khofifah: Anak-anak Rentan Alami Kekerasan di Masa COVID-19

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama seorang bocah SD.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) membuat banyak orang stres. Dalam kondisi seperti itu, anak-anak rentan mengalami kekerasan. Karena itu, masyarakat perlu lebih aktif menjadi pelopor dan pelapor agar anak-anak terlindungi.

Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Pemerkosaan Kakak Adik di Purworejo

"Jujur diakui jika situasi ini juga membuat banyak orang dewasa atau orangtua stres, dan anak-anak menjadi kelompok paling rentan mengalami kekerasan fisik, psikis, bahkan seksual," kata Khofifah dalam peringatan Hari Anak Nasional di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Kamis, 23 Juli 2020.

Selain berpotensi alami kekerasan, menurut Khofifah, anak-anak juga rentan mengalami stres selama pandemi, setelah mereka terpaksa membatasi kegiatannya untuk belajar, bermain, dan beribadah di rumah.

PPATK: Usia Pemain Judi Online Semakin Rendah, di Bawah 10 Tahun

"Ini harus menjadi perhatian kita semua. Awalnya mungkin gembira karena bisa di rumah, tapi lambat laun pasti bosan juga karena mereka tidak bisa bermain dan belajar dengan teman-teman sebayanya," ujar mantan menteri Sosial itu.

Baca: Sepanjang 2020, Ada Lebih dari 3.000 Anak Alami Kekerasan

Pedagang Pasar Berbek Nganjuk Setia Pilih Khofifah-Emil di Pilkada Jatim

Maka, katanya, peran orangtua sangatlah besar dalam membantu anak-anak menyiasati kondisi ini. Jangan sampai orangtua lepas tangan dan acuh.

"Di masa pandemi ini butuh kerja sama dan kolaborasi antara guru, orangtua, dan juga siswa. Dengan begitu semangat belajar anak-anak tetap dapat terjaga,” tuturnya.

Khofifah berpesan agar anak-anak di Jatim tetap berkegiatan positif dan produktif, namun tetap menerapkan protokol pencegahan COVID-19, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, serta rajin cuci tangan. "Tetap semangat, tetap sehat, jangan putus asa, jaga terus semangat meraih cita-cita setinggi langit," ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Jatim, Andriyanto, mengungkapkan bahwa selama pandemi hingga 16 Juli 2020 terdapat 699 laporan diterima tentang kekerasan terhadap anak.

Jenis kekerasan yang paling banyak ialah kekerasan seksual, yaitu 40,6 persen. Sisanya ialah kekerasan fisik dan psikis.

"Lokasi terbanyak dilaporkan terjadi di rumah tangga, disusul fasilitas umum, tempat kerja, dan sekolah. Ini sungguh mengenaskan. Ini yang harus disuarakan oleh para pihak, terutama oleh teman-teman media," ujar Andriyanto pada Selasa, 21 Juli 2020. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya