Hamil Saat Pandemi Menegangkan, Sudah Bukaan 8 Harus Tunggu Tes Corona
- bbc
"Kementerian Kesehatan maupun POGI sudah mengimbau, kalau periksa kehamilan nggak usah terlalu sering. Tapi barangkali dengan pemisahan antara rumah sakit, misalkan rujukan Covid-19 dan non-Covid, ibu-ibu tak perlu takut.
"Karena RSIA di Surabaya, misalnya, nggak menangani Covid-19. Di rumah sakit umum, misalkan Universitas Airlangga, pasied Covid dan non-Covid sudah dipisahkan jadi nggak usah khawatir," ujarnya.
Sebelumnya, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini meminta warganya yang hamil untuk tidak memeriksakan diri ke Puskesmas, tapi ke RSIA, untuk mengindari risiko penularan Covid-19.
Ardian mengatakan, seperti yang diarahkan Kementerian Kesehatan, pemeriksaan kehamilan harus dilakukan minimal enam kali agar deteksi dini risiko kehamilan bisa berjalan.
"Misalkan pasien karena jarang kontrol tidak diketahui tensinya naik karena preeklampsia," katanya.
Ibu hamil lebih rentan
Dokter kandungan lain, Ulul Albab, yang merupakan Sekjen POGI Jakarta (Jaya), menjelaskan kondisi ibu hamil yang disebutnya lebih mudah tertular covid-19 karena sistem imun mereka yang lebih rentan.
Menurut data POGI Jakarta, 13,7 persen perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19 dibandingkan mereka yang tak hamil.
Ulul mengatakan hingga minggu kedua Juli, setidaknya ada 97 perempuan yang hamil dalam status positif Covid-19 di Jakarta dan satu orang meninggal.
Melihat risiko penularan yang ada, Ulul menyarankan para perempuan menunda kehamilan selama pandemi.
Sementara itu, pemisahan ibu yang melahirkan dengan status negatif Covid-19 dan positif Covid-19, juga semestinya dilakukan, ujar Ulul.
Ia meminta pemerintah menyediakan layanan khusus untuk mereka yang hamil dalam status positif Covid-19.