Hamil Saat Pandemi Menegangkan, Sudah Bukaan 8 Harus Tunggu Tes Corona
- bbc
"Hasilnya keluar, terus saya dibawa ke ruang bersalin. Di ruang bersalin saya harus tunggu dokter karena dia baru dikabari setelah hasil tes saya dipastikan non-reaktif. Jadi saya nunggu kira-kira satu jam sampai boleh bersalin," kata Nadia.
Nadia mengatakan pengalamannya itu membuat trauma.
"Yang bikin trauma bukan lagi rasa sakitnya, tapi proses saya harus menunggu selama itu setelah saya bukaan delapan.
"Yang bikin kesal, petugas UGD menjelaskan ke saya, kalau hasilnya tesnya reaktif, saya harus dirujuk ke rumah sakit yang punya ruang isolasi untuk ibu dan bayi."
Saat itu, ujar Nadia, pihak rumah sakit mengatakan belum tahu akan merujuk Nadia kemana jika hasil tes rapidnya reaktif.
"`Seadanya ruangan`, kata tim medis di UGD," kata Nadia.
Untung saja, hasil tesnya saat itu normal, kata Nadia.
Terkait dengan itu, Kementerian Kesehatan baru mengeluarkan edaran terkait aturan persalinan di masa pandemi, yang diumumkan 20 Juli lalu.
"Mengingat banyaknya kasus COVID-19, baik kasus konfirmasi, suspek, maupun probable, perlu diterapkan protokol kesehatan bagi ibu hamil yang juga mempunyai risiko untuk menderita penyakit COVID-19.
"Setiap ibu hamil yang akan melakukan persalinan diimbau untuk melakukan skrining COVID-19 tujuh hari sebelum taksir persalinan." kata edaran itu,
Pemisahan bumil dengan pasien Covid-19
Menurut Muhammad Ardian, dokter kandungan yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Surabaya, pemisahan ruang bagi ibu hamil, yang tidak terinfeksi covid-19, dengan pasien Covid-19 sangat penting.