Hamil Saat Pandemi Menegangkan, Sudah Bukaan 8 Harus Tunggu Tes Corona
- bbc
"Mau nyamperin juga serba salah, lagi PSBB besar-besaran Tangerang Raya saat itu. Walau sebenernya, pada enggak patuh juga sih. Tapi, sebagai ibu hamil saya takut ketularan, padahal udah penasaran gimana pertumbuhan baby dalam perut," ujarnya.
Oleh karena itu, pada usia kehamilan trimester pertama, Indah hanya berkonsultasi dengan dokter melalui layanan kesehatan yang tersedia di internet. Meski hal itu dirasanya tak cukup.
"Saya sendiri masih awam soal info kehamilan. Kalau untuk cari-cari informasi sendiri di internet atau via chat di internet, saya rasa masih kurang.
"Butuh tindakan khusus biar bumil yang awam seperti saya paham apa-apa saja yang harus dilakukan selama kehamilan."
Indah baru memeriksakan kandungannya untuk pertama kali di bidan pertengahan Juli lalu, atau saat kehamilannya menginjak usia empat bulan, meski menurut arahan Kementerian Kesehatan, dalam trimester pertama setidaknya ia sudah dua kali melakukan pemeriksaan.
"Harapan kedepannya, saya pengennya bumil-bumil seperti saya ini dapat jalur khusus buat sekadar periksa biasa, atau USG, biar kami nggak ketemu langsung sama pasien-pasien dengan gejala kesehatan lain," ujarnya.
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan mengatakan mereka yang negatif Covid-19 dipersilahkan memeriksa kandungan di fasilitas kesehatan yang ada, setidaknya enam kali selama masa kandungan.
`Tes Covid-19 saat bukaan 8`
Tak hanya pemeriksaan kehamilan, melahirkan di masa pandemi juga memiliki tantangan sendiri, seperti diceritakan Nadia Hanum, warga Surabaya, Jawa Timur, yang berusia 28 tahun.
Nadia melahirkan di sebuah rumah sakit ibu dan anak di Surabaya awal Juli ini.
Saat tiba di rumah sakit, dia sudah mengalami bukaan delapan dan langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD). Namun, ia belum bisa menjalani proses persalinan karena ia diminta melakukan rapid test.
Proses itu memakan waktu sekitar 15 menit yang diikuti dengan pengambilan foto thorax selama 15 menit.