Hamil Saat Pandemi Menegangkan, Sudah Bukaan 8 Harus Tunggu Tes Corona
- bbc
Dua orang perempuan menceritakan tantangan yang mereka hadapi saat memeriksa kandungan hingga melahirkan di tengah pandemi Covid-19.
Seorang ibu bercerita ia kesulitan memeriksa kandungan karena fasilitas kesehatan yang tidak siap memeriksa ibu hamil dengan protokol pencegahan Covid-19.
Sementara, seorang perempuan lainnya mengaku ia harus "menahan kontraksi selama satu jam" karena harus menunggu hasil tes Covid-19 sebagai syarat melahirkan.
- Cerita perempuan yang `tidur di jalanan London ketika hamil tujuh bulan`
- `Komersialisasi` tes Covid-19 telan korban, `pemerintah harus gratiskan atau tetapkan harga murah`
- Sulit kontrasepsi di tengah pandemi Covid-19, kehamilan di luar rencana bisa meningkat
Menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Jakarta, 13,7 persen perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19, dibandingkan mereka yang tidak hamil.
Kementerian Kesehatan berupaya mencegah penularan Covid-19 pada ibu hamil dengan meminta mereka mengurangi pemeriksaan pada trimester kedua, kecuali jika terdapat masalah pada kandungan mereka.
`Sudah penasaran kondisi bayi`
Indah, seorang warga kabupaten Tangerang, berusia 21 tahun, mengatakan ia sangat gembira ketika mengetahui dirinya mengandung anak pertamanya melalui alat tes kehamilan rumahan.
Untuk memastikan kehamilannya, ia memeriksakan diri ke sebuah klinik yang menyediakan layanan pemeriksaan kandungan pada April lalu.
Namun, sesampainya di sana, ia diminta pulang karena bidan di fasilitas itu mengatakan ia khawatir Indah bisa tertular virus corona.
"Perasaan saya saat itu campur aduk. Ya kecewa, tapi nggak salah juga bidannya. Soalnya yang saya tahu memang ibu hamil rentan terkena Covid-19," ujar Indah, yang menggunakan layanan BPJS untuk pemeriksaan itu.
Saat itu, pihak pengurus di klinik itu mengatakan mereka akan menghubungi Indah kembali melalui WhatsApp. Indah menunggu berhari-hari, tapi klinik itu tak juga mengabarinya.