Banjir Bandang Luwu Utara, 38 Orang Meninggal Dunia dan 10 Hilang

Tim SAR gabungan mencari korban hilang akibat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Kamis, 16 Juli 2020.
Sumber :
  • VIVA/Nurdin Amir

VIVA – Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan tercatat mencapai 38 orang. Sementara itu, 10 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Ridwan Kamil soal Bendungan Sukamahi dan Ciawi: Saya Tolong Jakarta untuk Kurangi Banjir

Angka berdasarkan laporan pada Selasa, 21 Juli 2020, pukul 22.00 waktu setempat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati mengatakan, warga yang mengalami luka-luka mencapai 106 orang, 22 di antaranya menjalani rawat inap dan sisanya rawat jalan.

Ridwan Kamil Ingin Buat Pasukan Tiga Rompi untuk Urus Masalah Banjir hingga Anak Jalanan di Jakarta

“Sedangkan pengungsian, BPBD Kabupaten Luwu Utara mencatat 3.627 KK atau 14.483 orang masih mengungsi di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sabang, Baebunta, dan Masamba. BPBD setempat masih mendata populasi penyintas yang berada di Kecamatan Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat,” kata Raditya dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 22 Juli 2020.

Baca juga: Evakuasi Jenazah Korban Banjir Masamba, Relawan Sampai Merayap

Antisipasi Banjir Saat Pencoblosan Pilkada Serentak, Pemkot Tangerang Optimalkan Pompa Air

Sementara itu, perkembangan terkini, kerugian mencakup rumah terdampak 4.202 unit, tempat usaha mikro 82, tempat ibadah 13, sekolah 9, kantor pemerintah 8, fasilitas kesehatan 3, fasilitas umum 2, dan pasar 1. Selanjutnya, kerusakan infrastruktur meliputi jalan sepanjang 12,8 kilometer, jembatan 9 unit, pipa air bersih 100 meter, dan bendungan irigasi 2 unit. 

Menurut pantauan BPBD setempat, akses jalur poros Masamba-Baebunta, jalan poros di Kecamatan Sabbang menuju Desa Malimbu masih tertimbun lumpur dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.

“Kerusakan lahan produktif mencakup 219 hektare lahan pertanian dan 241 hektare lahan sawah,” ujarnya. 

Upaya penanganan darurat lain yang dilakukan dengan pendirian dapur umum yang tersebar di enam titik. Menurut informasi yang diperoleh Pusdalops BNPB, ketersediaan dapur umum masih kurang untuk memenuhi kebutuhan makanan para penyintas. 

BPBD dan instansi terkait mendistribusikan bantuan logistik melalui motor trail untuk menjangkau wilayah yang sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat. Tantangan ini mengakibatkan distribusi bantuan logistik belum dapat diakses para penyintas di beberapa titik dengan optimal.

Beberapa faktor memicu terjadinya banjir bandang, salah satunya hujan berintensitas tinggi sejak 12-13 Juli 2020, yang kemudian menyebabkan Sungai Rongkong, Sungai Meli, dan Sungai Masamba meluap pada Senin, 13 Juli 2020, pukul 21.00 waktu setempat. 

Di samping banjir bandang, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memetakan potensi gerakan tanah yang terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. PVMBG membagi kategori potensi ancaman menjadi dua, yaitu menengah dan menengah-tinggi. 

Kategori menengah merujuk pada daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara itu, pada kategori tinggi, zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, selanjutnya gerakan tanah lama dapat aktif kembali. 

Sejumlah kecamatan yang berada pada kategori potensi menengah yakni Angkona, Nuha, Baebunta, dan Bone Bone, sedangkan pada menengah hingga tinggi teridentifikasi di Kecamatan Burau, Malili, Mangkutana, Tomoni, Towuti, Wasuponda, Limbong, Mappendeceng, Masamba, Rampi, Sabbang, Seko, Sukamaju, dan Tanalili. 

Menurut PVMBG, lokasi terdampak banjir bandang lalu masih berpotensi terjadi gerakan tanah dan banjir bandang susulan. Menyikapi potensi ini, warga diharapkan selalu waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya, khususnya terkait dengan bencana hidrometeorologi. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya