Disebut Tak Islami, Klepon Solo Langganan Hotel Syariah dan Warga Arab

Penganan tradisional klepon di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Para pedagang penganan klepon di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, tidak terpengaruh dengan kehebohan di media sosial tentang sebuah unggahan yang menyebut klepon makanan yang tak islami. Mereka tak peduli dengan kehebohan itu karena klepon-klepon di Pasar Gede justru menjadi langganan sejumlah hotel berlabel syariah dan warga keturunan Arab di sana.

Resmi Jadi Bank Kustodian Syariah, Muamalat Dorong Pengembangan Efek Syariah Dalam Negeri

Seorang pedagang klepon di Pasar Gede Solo, Juniati, mengaku telah mendengar viralnya unggahan klepon tak islami di sosial media. Baginya, unggahan itu sangat aneh karena semua bahan untuk membuat klepon dijamin halal, sehingga tak ada alasan untuk menyebut tidak islami atau bertentangan dengan ajaran Islam.

"Klepon itu dari Muslim. Ini kan terbuat dari tepung ketan dan gula merah. Tidak ada bahan kimianya. Semua bahannya halal," katanya ketika ditemui di Pasar Gede Solo, Rabu, 22 Juli 2020.

15 Pinjaman Online Syariah Terbaik 2024, Aman dan Langsung Cair dalam Hitungan Jam

Baca: Tifatul Sembiring Tuding PKI di Balik Kehebohan 'Klepon Islami'

Cara pembuatan klepon juga sangat sederhana. Proses pertama menguleni tepung ketan dengan vanili dan air garam. Setelah itu gula merah dimasukkan ke dalam adonan klepon yang sudah berbentuk bulat. Adonan klepon lantas dimasukkan ke air mendidih hingga matang, serupa membuat bakso.

Cinema XXI Raih Sertifikasi Halal Jual Produk Makanan dan Minuman

Klepon olahannya, menurut Juniati, telah menjadi langganan sejumlah hotel di Solo. Bahkan, salah satu hotel syariah terbesar di Solo dan sekitarnya juga menjadi pelanggannya. "Orang-orang keturanan Arab dari Pasar Kliwon juga sering membeli klepon di sini," ujarnya.

Juniati tidak sakit hati atas viralnya klepon yang disertai keterangan tidak islami. Dia malah menganggap itu membantu promosi gratis klepon sebagai jajanan tradisional sehingga akan makin banyak orang yang tertarik mengonsumsinya.

Penjual lainnya, Rubi, juga mengklaim klepon buatannya dijamin halal. Bahkan, untuk pewarna klepon yang berwarna hijau itu juga hasil pemberian bantuan dari Pemerintah Kota Solo. Aparat pemerintah setempat bahkan rutin mengontrol kualitas dan kehigienisan klepon-klepon di Pasar Gede.

Pelanggan yang membeli klepon, Rubi mengaku cukup banyak. Selain pengunjung pasar, sejumlah pegawai di lingkungan Pemkot Solo juga banyak yang membeli klepon di tempatnya. "Semua pegawai Balai Kota, Pak Rudy (Wali Kota Solo), katering, dan hotel di Solo, terus orang-orang [keturunan] Arab juga beli di sini," ujarnya.

Klepon merupakan salah satu dari isi lenjongan, yang terdiri dari tiwul, ketan ireng, ketan putih, sawut, cenil, dan getuk. Lenjongan maupun klepon dijual Rp5.000 per porsi. (ase)

Plt. Direktur Urusan Agama Islam Kementerian Agama, Ahmad Zayadi (Doc: Kemenag)

Kemenag Selenggarakan Forum Sharia Internasional yang Dihadiri 14 Negara, Ini yang Jadi Pembahasan

Kemenag menggelar konferensi Sharia International Forum (SHARIF) 2024 yang dihadiri 14 negara.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024