Korban Jiwa Banjir Bandang Luwu Utara Bertambah, 9 Orang Masih Hilang
- ANTARA FOTO/Hariandi Hafid
VIVA – Badan SAR Nasional bersama relawan gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban hilang akibat banjir bandang yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Senin, 13 Juli 2020.Â
Berdasarkan data terbaru kantor SAR Makassar, Kamis siang, 16 Juli 2020, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 22 orang, setelah pagi tadi satu korban ditemukan meninggal dunia. Proses pencarian korban hilang dilanjutkan hari ini.
"Diduga ada sembilan orang lagi, berdasarkan laporan masyarakat ada sembilan orang lagi yang terdampak penimbunan ini," kata Kepala Kantor SAR Makassar, Mustari kepada tvOne, Kamis, 16 Juli 2020.
Mustari mengatakan, secara umum kondisi cuaca di lokasi cukup bersahabat, meskipun awalnya sempat dihentikan karena cuaca buruk. Belum lagi medan yang berat karena lumpur akibat banjir bandang ini menutup desa dengan ketinggian 1-2 meter.
Menurut Mustari, proses pencarian difokuskan pada tiga desa yang terdampak banjir bandang, yakni Desa Radda, Salama, dan Masamba. "Kita fokus tiga desa ini, karena info masyarakat dominan yang hilang ada di desa ini," ujarnya.
Baca:Â Banjir Bandang Luwu Utara, 21 Orang Meninggal Dunia
Sebelumnya, banjir bandang menerjang setidaknya enam kecamatan di Luwu Utara dan menyebabkan ribuan rumah terendam material lumpur. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, 156 kepala keluarga (KK) atau 655 jiwa mengungsi dan 4.202 KK (15.994 jiwa) terdampak.Â
Sementara itu, kerugian material tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, satu kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian satu meter, jembatan antardesa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1-4 meter. (art)Â