Lawan Stigma, Penyintas Kusta Berkarya Bikin Sepatu Ramah Lingkungan
- dw
“Kami coba ekstraksi warnanya terus kami aplikasikan ke kain,” jelas Arya.
Dalam proses pembuatan bahan kain eco-print ini, warga penyintas kusta menggunakan seratus persen bahan alami. Tidak ada bahan kimia berbahaya yang digunakan sehingga dipastikan prosesnya ramah lingkungan dan tidak berdampak bagi kesehatan pekerjanya.
“Kami sadar betul kualitas air dan tanah itu vital untuk lahan pertanian warga, bahkan ampas daun dari pembuatan eco-print bisa dikubur atau dijadikan kompos untuk lahan perkebunan warga,” jelas Arya.
Setelah warna daun diekstraksi pada kain, hasil jadinya kemudian diberikan kepada produsen sepatu untuk dijadikan produk sepatu. Namanya, sepatu vantage eco-print.
Arya mengisahkan kerja sama Sepatokimin Initiative dengan para penyintas kusta di Desa Liposos sejatinya telah berjalan selama kurang lebih satu tahun. Namun, khusus untuk proyek pembuatan sepatu ramah lingkungan ini telah berjalan sekitar 2 bulan. “Dan sekarang masih lanjut karena ternyata respons market positif jadi kita terus produksi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan”, ujarnya.
Sebelum jauh berkembang, Arya mengakui bahwa inisiasi yang ia pimpin awalnya hanya menyekolahkan salah satu warga untuk belajar membuat sepatu di Sidoarjo. Namun ternyata inisiasi itu meluas sehingga mereka mampu untuk melakukan pembinaan ke seluruh Desa Liposos.
Berbagai alternatif produk juga sebelumnya telah banyak dicoba. Namun, pembuatan bahan kain eco-print dirasa sebagai solusi yang pas bagi para penyintas kusta. Selain pembuatannya tidak serumit menganyam atau menenun, pembuatan bahan kain eco-print ini juga dinilai cocok untuk ditransfer nilainya ke industri.