Epidemiolog Nilai Target Uji PCR di Indonesia Masih Jauh dari Standar
- bbc
Faktor lainnya menurut Iqbal Elyazar adalah dikarenakan alat dan penguji PCR yang masih impor dan harus bersaing dengan negara besar lainnya.
"Belum ada produk dalam negeri yang bisa langsung digunakan di lab COVID di Indonesia, sehingga harganya menjadi mahal," katanya.
Alasan lain menurut Iqbal adalah keterbatasan jumlah ahli laboratorium yang melakukan test sehingga banyak sampel yang menunggu untuk dilakukan uji lab.
"Adanya penundaan pemeriksaan. Ada lab yang melakukan pemeriksaan ribuan ada yang juga hanya belasan per hari akibat dari terbatasnya alat uji dan SDM.
"Jumlah 11-12 ribu itu belum cukup mengambarkan dan menangkap situasi COVID sesungguhnya. Belum cukup mengendalikan kasus COVID terutama untuk melakukan upaya penemuan orang-orang terinfeksi," kata Iqbal.
Buka data penyebaran Covid
Elina Ciptadi dari Kawal COVID-19 meminta pemerintah untuk membuka data penyebaran COVID-19, seperti berapa yang positif, berapa yang meninggal dengan mengikuti standar pelaporan WHO.
Pemerintah Indonesia menghitung korban meninggal akibat corona jika terbukti positif. Namun, berdasarkan acuan WHO, jumlah meninggal dihitung bukan hanya yang positif namun juga bagi mereka yang meninggal dengan gejala COVID namun belum terkonfirmasi positif.
Sehingga masyarakat mengetahui seberapa besar atau kecil wabah corona yang dihadapi Indonesia.