Epidemiolog Nilai Target Uji PCR di Indonesia Masih Jauh dari Standar
- bbc
Namun selama kapasitas untuk menunjang tes PCR belum terpenuhi maka pemerintah tetap akan melaksanakan rapid test.
Presiden Jokowi meminta para pembantunya untuk meningkatkan jumlah tes PCR mencapai hingga 30.000 per hari khususnya di delapan provinsi yang menjadi prioritas.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 meralat puncak pandemi yang sebelumnya diprediksi terjadi pada bulan Juli,
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan puncak pandemi kini tidak bisa diprediksi karena kasusnya sangat dinamis dengan perilaku masyarakat. Namun, ia menjelaskan kondisi ini justru mencerminkan penanganan yang efektif, karena tingkat peningkatan masih terkendali.
Prevalensi penyebaran di angka 12-15%
Namun epidemiolog Iqbal Elyazar mengatakan Indonesia saat ini berada dalam situasi yang kritis dalam penyebaran virus corona karena kebijakan pemerintah yang melonggarkan pembatasan sosial sehingga banyak masyarakat yang kembali berinteraksi di luar rumah.
- Tak semua pekerja migran dikarantina dan dites Covid-19, pengamat khawatir penyebaran virus ke kampung halaman
- Klaster Covid-19 RRI Surabaya tidak diumumkan ke publik untuk `menjaga` privasi, epidemiolog: `bisa perpanjang penularan`
- Covid-19: Mengapa Secapa AD masih gelar pembelajaran tatap muka hingga jadi klaster baru virus corona?
Iqbal mengatakan prevalensi penyebaran virus corona di Indonesia saat ini berada di angka 12-15% yang artinya sangat mudah menemukan orang positif corona di luar.
"Berdasarkan data kemarin, dari 10.995 orang diperiksa, ditemukan 1.681 positif. Itu sekitar 12%. Digabungkan dengan yang lalu berarti ada di kisaran 12-15%. Artinya masih banyak orang di luar yang terinfeksi dan meneruskan penularan ke orang lain," kata Iqbal.