Logo BBC

Kisah Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Aceh

Muhammad Yusuf sedang membaca Quran di musala tempat penampungan di Lhokseumawe, Aceh.-HIDAYATULLAH
Muhammad Yusuf sedang membaca Quran di musala tempat penampungan di Lhokseumawe, Aceh.-HIDAYATULLAH
Sumber :
  • bbc

Selama terkatung-katung di laut, mereka meminum air laut.

"Satu hari makan, tiga hari tidak makan. Kalau haus kita harus mengambil baju untuk mengambil air laut, baru kemudian diperas dan diminum," kata Muhammad Nabi.

Setelah terombang ambing di laut selama 4,5 bulan, mereka ditolong sejumlah nelayan Aceh yang melihat kapal yang mereka tumpangi naik turun dibawa ombak tanpa mesin yang berfungsi.

Berdasarkan kesaksian beberapa nelayan Aceh, kapal yang ditumpangi para pengungsi Rohingya rusak sekitar 80 mil dari pesisir Pantai Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, sehingga air menutupi hampir setengah lambung kapal.

Muklisin, kapten kapal yang melakukan penjemputan mengatakan "waktu saya merapat ada yang menangis, ada saya lempar [minuman dan makanan] dan mereka berebutan karena kelaparan dan kehausan," katanya.

Menanti kejelasan nasib

Muhammad Yusuf kini hidup bersama 98 pengungsi Rohingya lainnya di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh.

Ke-43 orang dewasa dan 56 anak-anak itu masih menunggu kepastian terkait nasib mereka.