Kapan Sebenarnya Puncak Pandemi Corona di Indonesia
- bbc
Meski jumlah kasus terus meningkat, pemerintah telah membuka kembali berbagai aktivitas sosial dan ekonomi melalui penerapan tatanan baru. Bahkan, penambahan kasus Covid-19 harian di Indonesia mencapai rekor tertinggi pada Kamis (09/07) lalu dengan 2.657 kasus baru dan sempat mendapat sorotan Presiden Joko Widodo.
`Potensi penyebaran masih tinggi`
Kepala Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Nuning Nuraini, mengatakan bahwa Indonesia sampai sekarang masih menjalani gelombang pertama pandemi Covid-19. Lebih lagi, ia menyebut Angka Reproduksi, atau tingkat penularan virus, masih berada di atas angka satu, meski sudah memasuki new normal.
Para ilmuwan menghitung Angka Reproduksi dalam kurun waktu tertentu. Jika angka reproduksi lebih tinggi dari satu, maka jumlah kasus dapat meningkat secara signifikan seperti bola salju yang bergulir.
"Dari data saja, ini masih menanjak dan belum ada puncak. Apalagi gelombang kedua. Jadi, gelombang pertama saja belum selesai, kalau dari perhitungan kami. Dan, Angka Reproduksi hariannya juga masih di atas satu.
"Bahkan ini yang 9 Juli kan kisaran 1.2-1.4, artinya masih mungkin menyebar. Apalagi nanti kalau di tambah mobilitas meningkat," kata Nuning via telepon, Minggu (12/07).
Karena hingga kini titik puncak belum terjadi, maka hal itu, menurut Nuning, mempersulit prediksi perkembangan pandemi dalam jangka panjang.
"Pada saat kita belum menemukan puncaknya, itu kita hanya berani memastikan tujuh hari ke depan. Prediksinya apakah tujuh hari ke depan sudah ada penurunan atau masih naik? Dari yang kita lakukan, itu masih naik terus," ujarnya.