Mainan Para Pemuda Tajir di Surabaya: Terbangkan Pesawat

Pemuda di Surabaya yang tergabung dalam Surabaya Aero Club (SAC)
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Bagi Wilson Tirta, Tom Liwafa, Luxie Diandra, menunggangi mobil mewah berbagai jenis sudah biasa. Mereka juga sudah tergabung dalam beberapa klub mobil mewah.

Lewat Pesawat Karya Anak Bangsa, Ansar Ahmad Ingin Wujudkan Konektivitas Daerah Terpencil di Kepri

Mungkin bosan atau mencari tantangan baru, para pengusaha muda nan tajir itu pun melebarkan kesenangannya pada dunia pesawat. Bukan sekadar menerbangkan si burung besi, mereka juga berinisiasi membuat klub penghobi pesawat bernama Surabaya Aero Club (SAC).

Surabaya Aero Club ini akan dideklarasikan pada gala dinner pada pada hari Rabu, tanggal 15 Juli di Whyndam Hotel Surabaya. Kami undang sekitar 50 tamu yang kemungkinan besar akan bergabung di komunitas ini,” kata salah seorang inisiator Eko Rohmat Ferdiansyah, salah seorang inisiator SAC di hanggar Merpati Training Center di Jalan Raya Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Kamis sore, 9 Juli 2020.

Transformasi Honda Scoopy Jadi Sorotan Komunitas Modifikasi

Baca juga: Cita-cita Prabowo Terancam Kandas, TNI Bisa Gagal Punya Su-35 Rusia

Ia menjelaskan, komunitas serupa sebenarnya sudah ada di Jakarta, Bandung, dan Yogjakarta. Para inisiator SAC berpikir, jika di kota lain klub dunia pesawat bisa berdiri, kenapa tidak di Surabaya? 

Mega Diversity, Fadli Zon Akan Daftarkan Lebih Banyak Warisan Budaya Indonesia ke UNESCO 

“Bedanya, kalau di Yogjakarta inisiatornya dari kalangan militer, di Bandung dan Jakarta dari kalangan atlet, nah, di Surabaya inisiatornya justru dari kalangan pengusaha muda,” ujar Eko.

Selain hobi, SAC didirikan juga dalam rangka ikut berperan serta dalam hal kegiatan sosial dan kegiatan berguna lainnya. Eko memberi contoh ketika terjadi musibah dan bencana di daerah terpencil di Jatim yang sulit dijangkau dengan kendaraan darat untuk mengirimkan bantuan, SAC bisa ikut serta mengirimkan bantuan dengan pesawat kecil. “Bisa menghubungi SAC untuk kepentingan sosial,” katanya.

Wilson Tirta menambahkan, SAC juga diharapkan menjadi ruang perangsang lahirnya atlet aerosports dari kalangan pengusaha dan masyarakat umum, juga penyokong promosi wisata, terutama di Jatim. ”Negara kita ini dianugerahi landscape yang luar biasa. Sayangnya, pemerintah hingga kini belum menyentuhnya.

Padahal, kalau digarap serius bisa mendatangkan banyak devisa. Sebut saja seperti menyelenggarakan event Internasional Flying Bromo, dengan peserta para penerbang dari luar negeri,” ujar Wilson.

Dampak positif lainnya dengan lahirnya komunitas Surabaya Aero Club, kata Luxie Diandra, adalah bermunculan para pilot dengan kecakapan menerbangkan pesawat yang mumpuni dan bersertifikat dari kalangan sipil. Termasuk pula ketersediaan pesawat-pesawat milik pribadi. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk aksi sosial.

“Saya mau bergabung di SAC ini karena ingin secara langsung melakukan aksi sosial,” kata satu-satunya anggota SAC perempuan itu.

”Pesawat Cessna misalnya, sangat reliable untuk menjangkau pulau-pulau kecil yang mungkin saja belum memiliki landasan pacu memadai. Tidak butuh landasan pacu yang panjang. Juga tidak harus beraspal. Jadi, misalkan ada kondisi bencana, tentunya para anggota komunitas kami nantinya bisa ikut berkontribusi sebagai pilot sekaligus meminjamkan pesawat miliknya untuk kegiatan sosial,” ujar Tom Liwafa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya