Pemerintah Nyaris Kehilangan Lagi Buronan Maria Pauline

Menkumham Yasonna Laoly berhasil ekstradisi pembobol BNI
Sumber :
  • Kemenkumham

VIVA – Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly berterima kasih kepada pemerintah Serbia yang membantu menangkap dan menahan Maria Pauline Lumowa, buronan pembobol BNI senilai Rp1,7 triliun.

Juru Bicara KPK Bilang Harusnya Yasonna Beri Tahu Penyidik kalau Tahu Keberadaan Harun Masiku

Yasonna mengatakan, Maria ditangkap dan ditahan pemerintah Serbia sejak 16 Juli 2019. Bila Maria tak segera dibawa ke Indonesia, secara hukum Maria harus dilepaskan pada 16 Juli 2020.

"Tahun lalu ditangkap oleh Serbia, ditahan di sana, dan Serbia memberitahukan kepada Indonesia. Ini menjadi sangat penting kita kejar sekarang karena tanggal 16 Juli yang datang ini secara hukum dia harus dilepas oleh pemerintah Serbia," kata Yasonna, Kamis, 9 Juli 2020.

KPK Buka-bukaan soal Pemeriksaan Eks Menkumham Yasonna Laoly terkait Kasus Harun Masiku

Baca: Momen Pemulangan Pembobol BNI Rp1,7 Triliun Maria Pauline Lumowa

Karena itu, Yasonna dan tim delegasi segera terbang ke Serbia guna menjemput Maria. Lebih beruntung lagi, Presiden Serbia Aleksander Vucic mau membantu agar Maria mempertanggungjawabkan perbuatannya dan diadili di Indonesia. Terlebih waktunya sudah sangat mepet.

Kasus Harun Masiku, Yasonna Laoly Ngaku Dicecar KPK soal Permintaan Fatwa ke MA

"Itu sebabnya kami harus cepat-cepat ambil, karena pengacaranya terus melakukan manuver, termasuk ada salah satu negara Eropa yang mencoba meminta kepada pemerintah Serbia supaya beliau diadili saja di Belanda. Itu sebabnya kita betul-betul berupaya keras untuk mengekstradisi. Ini di injury time," katanya.

Surat DPO Harun Masiku terbaru.

Pimpinan KPK Baru Harus Ubah Strategi Agar Harun Masiku Bisa Ditangkap

Salah satu pekerjaan rumah dari pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK 2024-2029 adalah menangkap buronan Harun Masiku. Seperti apa strategi yang harus digunakan?

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024