Jika ABK Terpapar COVID-19, Pelni Bingung Kenapa Kapalnya Dikarantina
- VIVA/Muhammad Yasir
VIVA – Direktur Utama PT Pelni, Insan Purwarisya L Tobing merasa heran ketika ada anak buah kapal atau ABK dan penumpang yang terpapar virus corona atau COVID-19 di atas kapal, tapi yang dikarantina malah kapal tersebut. Secara bisnis, tentu hal ini sangat merugikan.
"Saya heran juga karena ada yang terkena virus di atas kapal, kemudian kapalnya yang dikarantina. Ini sejujurnya pertanyaan dalam hati saya," kata Purwarisya dalam diskusi yang digelar Myshipgo lewat aplikasi Zoom pada Rabu, 8 Juli 2020.
Menurut dia, seharusnya kalau ada penumpang atau ABK yang terkena virus corona itu diturunkan merekanya alias diisolasi untuk disembuhkan. Kemudian, kapalnya dibersihkan supaya bisa berlayar lagi. "Tapi beberapa kali saya menghadapi bahwa kapalnya yang dikarantina. Ini buat saya jadi pertanyaan. Mungkin karena saya belum memahami aturan secara keseluruhan. Tapi bicara bisnis kalau kapal itu dikarantina, ya bisnis kita berhenti," ujarnya.
Baca Juga: Sadis, Pria Ditembak Mati Saat Gandeng Putrinya Seberangi Jalan
Memang, ia memahami pasti ada cost bagaimana harus menyiapkan suatu tempat untuk mengobati para ABK apabila terkena virus corona di atas kapal. Alhamdulillah, kata dia, Pelni dari pendirinya zaman dulu sudah mengantisipasi dengan membangun rumah sakit sendiri yang berusia 102 tahun.
"Kami lihat sejarahnya bahwa RS Pelni diciptakan untuk ABK kapal-kapal Belanda waktu itu. Kalau ada orang sakit ya diobati di rumah sakit, jangan kapalnya yang dikarantina. Mungkin ini pemikiran lugu, saya yang masih belajar. Tapi dari sisi bisnis menurut saya, ya ini yang harus kita lihat," jelas dia.
Karena, kata dia, Pelni itu memang 96 persen kapalnya melayani penugasan dari pemerintah. Makanya, Pelni harus menjaga konektivitas Indonesia melalui kapal-kapal yang dimilikinya, baik kapal penumpang maupun kapal barang.
"Nah, ini yang selalu diingatkan bahwa konektivitas Indonesia tidak boleh terganggu karena masalah COVID-19 ini. Kita Pelni harus membuat konektivitas itu terjaga. Tapi saya sebagai CEO bertanggung jawab menjaga seluruh pekerja itu selamat dan sehat. Kami harus jaga keamanan, keselataman, ketepatan penumpang dan ABK," tandasnya.