Walau Kerap Ngamuk, Tri Rismaharini Dipuji Cekatan Tangani Corona
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) dan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga mengapresiasi upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang kian gencar melakukan kampanye protokol kesehatan mencegah Corona COVID-19.
"Bahkan, langkah tersebut langsung dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini. Operasi gabungan rutin tiap hari digelar menyasar berbagai tempat, terutama yang menjadi sasaran berkumpulnya warga. Kampanye protokol pencegahan itu merupakan langkah yang tepat," kata Pengurus Pusat Persakmi, Estiningtyas Nugraheni dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 8 Juli 2020.
Esti menambahkan, protokol pencegahan sangat berperan untuk mengendalikan jumlah kontak terhadap virus. Pengendalian terhadap jumlah kontak dapat dilakukan dengan beberapa upaya. Salah satu upaya terpenting adalah kepatuhan dan kedisiplinan dalam menjalani protokol cegah COVID-19.
Dalam penanganan dan pengendalian COVID-19 lanjut Esti dikenal dengan Rt (bilangan reproduksi). Penanganan COVID-19 dianggap berhasil jika bilangan reproduksi kurang dari 1. Prinsip bagaimana agar bilangan reproduksi menjadi di bawah angka 1 adalah dengan mengendalikan tiga aspek penting, yaitu laju infeksi, periode infeksi, dan jumlah kontak terhadap virus.
Laju infeksi lebih pada karakteristik virus yang sulit dimanipulasi. Sementara periode infeksi dapat dikendalikan dengan prinsip dasar 3T dan I yaitu testing yang agresif, pelaksanaan tracing yang masif, perawatan dan isolasi.
"Semakin Pemkot Surabaya dapat melakukan 3T dan I, maka dapat mengendalikan periode infeksi dengan baik. Perawatan yang adekuat salah satunya adalah pentingnya perhatian Pemkot Surabaya terhadap tenaga kesehatan, antara lain ketersediaan alat pelindung diri (APD), kecukupan tenaga dan ketersediaan sarana," kata Esti.
"Bila kita memahami pattern prinsip dasar bilangan reproduksi, maka kita dapat dengan jelas menyikapi situasi COVID yang cukup tinggi di Surabaya. Jika kasus konfirmasi yang meningkat mayoritas didapatkan dari pasien ODP atau PDP maka konsep dasar tes dan tracing berjalan baik," ujar Esti.
Menurutnya, langkah yang perlu diperkuat oleh Pemkot Surabaya saat ini adalah bergerak secara serentak, yaitu pengendalian periode infeksi dengan tetap menjaga momentum pelaksanaan 3T+I. Di sisi lain, pelaksanaan kepatuhan terhadap protokol cegah COVID-19 sebagai wujud pengendalian jumlah kontak harus terus didorong.
Perihal penanganan Corona memang cukup pelik di Surabaya. Diketahui tak sekali saja Tri Rismaharini juga mengalami silang pendapat hingga videonya marah-marah beredar. Termasuk soal penyediaan mobil keperluan operasional PCR sumbangan BIN yang sempat membuat Risma menangis dan mengamuk.
Baca juga: PDIP Copot Rieke Diah Pitaloka dari Pimpinan Baleg DPR, Apa Alasannya