Isu Putra Amien Rais Disodorkan Jadi Menteri Jokowi, Hanura: Jangan GR
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA – Rumor Presiden Joko Widodo bakal melakukan reshuffle para menteri-menterinya semakin ramai dibicarakan. Bahkan sejumlah politisi ikut memperbincangkan siapa-siapa saja kemungkinan calon yang cocok untuk dijadikan "pembantu" Jokowi.
Politisi Partai Hanura, Inas Nasrullah bahkan berpendapat, Partai Amanat Nasional (PAN) tidak perlu terlalu percaya diri mengusulkan putra Amien Rais yakni Ahmad Mumtaz Rais untuk masuk sebagai menteri era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau ada yang menyodorkan Mumtaz Rais, dia mau atau tidak, punya malu atau tidak. Kalau misalnya Mumtaz Rais mau dan menerima, dulu memerangi Pak Jokowi pada Pilpres, kok sekarang mau menerima. Jangan seperti itu," kata Inas dikutip dari tvOne pada Selasa, 7 Juli 2020.
Menurut dia, Presiden Jokowi marah-marah kepada jajaran menteri hingga ingin mereshuffle itu bisa saja sebagai pemacu bagi para pembantu Presiden Jokowi untuk bekerja secara luar biasa dalam menghadapi wabah corona COVID-19. "Kita berharap agar para menteri tidak perlu gentar deh, apalagi carmuk pada Pak Jokowi. Kalau kita lihat kan para menteri pada carmuk nih supaya tidak digeser," ujarnya.
Baca Juga: Terkuak Fakta Mengejutkan Soal Kasus Pemerkosaan di Rumah Aman
Di lain sisi, Inas mengatakan jangan terlalu percaya diri seolah-olah akan menggantikan posisi-posisi menteri dan terlengserkan, apalagi muncul beberapa nama, pasca Presiden Jokowi marah-marah hingga mau reshuffle menteri kabinet. "Belum tentu itu, jangan GR. Apalagi yang memalukan pada saat pilpres lalu ada orang atau kelompok tertentu yang menjelekkan Pak Jokowi, tapi kok malah ingin dapat jabatan menteri. Memalukan menurut saya, apa kata konstituen," jelas dia.
Sementara Wakil Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menegaskan Partai Amanat Nasional tidak menyodorkan nama Mumtaz Rais dan kepedean untuk menjadi Menteri Kabinet Indonesia Maju. Menurut dia, nama Mumtaz Rais itu muncul ketika kelompok milenial PAN melakukan diskusi ringan terkait dinamika politik Indonesia termasuk kemarahan Presiden Jokowi.
"Lalu muncul andaikata kita misalnya pada posisi kita berkuasa, apakah di antara yang milenial pantas jadi menteri? Muncullah nama Mumtaz Rais," ujarnya.
Jadi, kata dia, wajar saja nama Mumtaz Rais dimunculkan tapi bukan resmi keputusan dari partai. Akan tetapi, hal itu dalam rangka diskusi informal sehingga bukan karena terlalu percaya diri dan posisi menyodorkan nama putra Amien Rais. "Karena kita juga tidak tahu kemarahan Pak Jokowi itu berujung reshuffle atau tidak. Jangan-jangan hanya untuk mengingatkan kinerja menteri," tandasnya.