Empat Gempa Magnitudo di Atas 5 Guncang Jawa-Sumatera dalam Sehari
- ANTARA/Fahrul Jayadiputra
VIVA – Gempa bumi dengan magnitudo di atas 5 secara nyaris beruntun mengguncang sejumlah wilayah di Jawa dan Sumatera hanya dalam waktu kurang dari sehari pada Selasa, 7 Juli 2020. Lokasi-lokasi gempanya meliputi Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan Bengkulu.
Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa pertama dengan magnitudo magnitudo 6,1 terjadi di Jepara, Jawa Tengah, pada pukul 05.54 WIB.
Pusat gempa itu berada pada 53 kilometer Barat Laut Jepara atau di koordinat 6,12 Lintang Selatan dan 110,55 Bujur Timur. Pusatnya berada di kedalaman 578 kilometer. Gempa yang dipastikan tidak berpotensi tsunami itu dirasakan hingga Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Gempa kedua, dengan magnitudo 5,4, mengguncang wilayah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, pada pukul 11.44 WIB. Episentrum gempa berada pada 18 kilometer Barat Daya Rangkasbitung dengan kedalaman 82 kilometer.
Gempa itu juga tidak berpotensi tsunami, namun getarannya terasa hingga DKI Jakarta. Sejumlah warga melaporkan merasakan getaran gempa cukup kuat, meski sejauh ini dilaporkan tak ada kerusakan maupun korban.
Berikutnya, gempa ketiga, dengan magnitudo 5.0 mengguncang selatan Jawa, tepatnya wilayah Pangandaran, pada pukul 12.17 WIB. Koordinat gempa berada di 9.42 Lintang Selatan dan 107.27 Bujur Timur serta kedalaman 10 kilometer.
Lokasi gempa berada di selatan Jawa dengan posisi 234 kilometer barat daya Pangandaran-Jabar, 247 kilometer barat daya Tasikmalaya, 254 kilometer barat daya Garut, 280 kilometer barat daya Bandung, dan 364 km tenggara Jakarta.
Gempa keempat, dengan magnitudo 5.2, terjadi di 250 kilometer Tenggara Enggano, Bengkulu, pada pukul 13.16 WIB. Koordinatnya di 7.47 Lintang Selatan dan 103.02 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa keempat itu dipastikan juga tidak berpotensi tsunami namun dilaporkan dirasakan hingga wilayah Lampung.
Puteri Qatrunnada, Relawan Dokter Muda Bertaruh Nyawa di Tengah Bencana
Berbeda dengan dokter pada umumnya, Puteri Qatrunnada Fithriyah yang justru memilih bergabung menjadi relawan kemanusian, Indonesia Care.
