Risma Sujud di Hadapan IDI, Ketua DPRD: Wakili Warga Minta Maaf
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Adi Sutarwijono menilai, aksi Wali Kota Tri Rismaharini yang mendadak bersujud saat audiensi dengan anggota IDI dan Persi Jatim, sebagai sikap spontanitas seorang pemimpin yang mewakili warganya meminta maaf kepada tim medis yang menangani Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.
Sujud dilakukan Risma, sapaan Tri Rismaharini, setelah mendengar paparan Ketua Penere RSU dr Soetomo Surabaya, Sudarsono, yang menyebut rumah sakitnya overload pasien corona dan mengeluhkan masih banyak warga Surabaya yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Menurut Adi, Risma tak ingin warga Surabaya disalahkan. Karena itu, spontan ia bersujud sebagai bentuk permintaan maaf sebagai pemimpin ketika ada sebagian masyarakat yang belum taat protokol kesehatan sehingga membuat para tenaga medis di RSU dr. Soetomo kewalahan.
”Kan itu konteks pertemuannya, para dokter meminta masyarakat disiplin. Kalau di hulu atau di masyarakatnya disiplin, di hilir alias penanganan kuratifnya di rumah sakit bisa dikelola dengan baik, tidak overload. Nah, saya rasa karena itu Bu Risma itu minta maaf karena belum bisa membuat semua warga disiplin dan taat protokol kesehatan," kata Adi, Selasa, 30 Juni 2020.
Menurut Adi, sebagai pemimpin, sikap Risma itu merupakan sikap yang baik. "Semua kesalahan yang mungkin warga lakukan terkait ini, dia yang tanggung. Jadi tidak menyalahkan masyarakat, tapi meminta maaf karena belum semua warga taat protokol kesehatan. Bu Risma tidak ingin warganya yang disalahkan. Maka beban itu dia tanggung di pundaknya. Pemimpin kan memang harus begitu,” ujar Ketua PDI Perjuangan Surabaya itu.
Selain itu, lanjut Adi, permintaan maaf Risma lewat aksi sujud itu juga sebagai bentuk tanggung jawab moral bahwa dia sebagai pemimpin belum bisa membantu optimal ke RSUD dr Soetomo karena permasalahan wewenang. "Saya melihatnya itu sebagai bentuk permintaan maaf Bu Risma bahwa dia sudah mencoba membantu, tapi kan tidak bisa masuk ke RSU dr. Soetomo karena bukan wewenangnya," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Risma melakukan aksi sujud di depan para dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat audiensi kemarin. Saat itu, Ketua Pinere RSU dr. Soetomo, Sudarsono, menyampaikan, rumah sakitnya overload karena masih banyak warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
Menanggapi hal itu, Risma mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa masuk ke rumah sakit milik Pemprov Jatim seperti RSUD Dr. Soetomo karena persoalan wewenang. Bahkan, Risma menyebut bantuan APD untuk RSUD Dr. Soetomo ditolak. Risma juga sempat menawarkan ruang isolasi yang masih kosong di RS Husada Utama yang difasilitasi Pemkot Surabaya.