Papua Waspada Gelombang Kedua Covid-19: Ini Bukan Kutukan Tuhan
- bbc
Solusi yang dilakukan adalah dengan menyediakan puskesmas udara untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan helikopter yang disewa dengan nilai yang tak sedikit.
Fasilitas dan tenaga medis tak memadai
Innah menambahkan meski hingga kini belum ada laporan kasus Covid-19 di Nduga, namun pemerintah daerah telah mengantisipasi agar pandemi tak menyebar di wilayah itu, dengan melarang pesawat masuk ke Nduga, kecuali pesawat kargo sejak 18 Maret silam.
Namun begitu, sama seperti wilayah lain di Papua, keterbatasan fasilitas sarana kesehatan menjadi kendala di Nduga.
Innah menjelaskan, hingga kini kabupaten itu belum memiliki ventilator untuk menangani pasien Covid-19, sehingga jika ada pasien positif Covid-19 mereka terpaksa dirawat di rumah sakit rujukan di Jayawijaya.
Sementara, hingga kini hanya ada empat dokter di Nduga, terdiri dari dua orang dokter umum dan dua orang dokter spesialis.
"Tenaga analis dan tenaga gizi kurang, yang ada hanya perawat dan bidan yang jumlahnya agak banyak. Tetapi tenaga lainnya itu kami kesulitan," kata dia.
Dia menambahkan, untuk melakukan tes reaksi rantai polimerase (PCR) petugas medis harus mengirimkan sampel ke Jayapura untuk mendapatkan hasilnya.
Hasmi, pakar epidemiliogi dari Univeristas Cendrawasih menjelaskan hingga Mei silam, pengetesan PCR di Papua hanya bisa dilakukan di Litbangkes Jayapura.
Namun pada Mei silam, tiga fasilitas tes lain mulai beroperasi, yakni di Jayawijaya, Mimika dan Biak.