Papua Waspada Gelombang Kedua Covid-19: Ini Bukan Kutukan Tuhan
- bbc
Adapun Memberano Tengah dan Yalimo telah melaporkan adanya dua kasus positif Covid-19, sedangkan Lanny Jaya dan Puncak Jaya, masing-masing melaporkan satu kasus.
Maria Louisa Rumeteray, salah satu dokter yang bertugas di RSUD Wamena, ibu kota Jayawijaya, mengatakan penambahan kasus di Jayawijaya bermakna pandemi Covid-19 belum berakhir dan belum bisa dipastikan kapan ini akan berakhir.
"Apalagi dengan pembukaan penerbangan penumpang pada 26 Juni 2020, tentu kami akan mengalami perubahan-perubahan ke depan. Ke depannya kami belum bisa prediksi," ujar Maria.
Padahal, selain menghadapi Covid-19 warga Jayawijaya masih berjibaku dengan penyakit berbahaya lain, seperti tuberculosis, malaria, dan HIV/AIDS.
Merujuk data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tercatat hanya ada 122 dokter di Jayawijaya.
Ahli epidemiologi dari Universitas Cendrawasih, Hasmi, menyebut penyebaran Covid-19 di Pegunungan Tengah `menjadi indikasi yang tidak baik`.
Sebab, selain fasilitas yang tidak memadai, dan kondisi geografis yang sulit, masih ada resistensi dari masyarakat terkait Covid-19. Seperti yang terjadi di Jayawijaya.
"Petugas [medis] kesulitan karena ketika penduduk akan dikarantina atau dinyatakan sebagai penderita Covid-19 mereka keberatan, dan jika mereka dikarantina akan meminta denda," jelas Hasmi.
`Penyakit kutukan Tuhan`
Hasmi menjelaskan, banyak warga Papua yang belum teredukasi dengan baik terkait Covid-19. Justru, stigma yang ditimbulkan penyakit ini membuat warga ketakutan.